Febri menyadari benar, ia menangis bukan karena cengeng. Dirinya tidak kuasa membendung sebuah perasaan yang amat sangat luar biasa ia rasakan ketika itu. Itulah air mata BAHAGIA yang pernah dia rasakan. Itulah sepercik cahaya kebahagiaan yang dapat meluluhkan HATI telah membatu sekalipun.
Jejak bahagia yang menoreh di hati memang aneh. Dengan mengenangnya saja, kebahagiaan tidak hanya menyegarkan tetapi juga memompa semangat diri untuk berbuat lebih baik. Mengapa begitu? Karena apa-apa yang dirasa amat memberkas, meninggalkan kesan begitu mendalam.
Itu sebabnya Febri masih dapat merasakan kejadian yang telah berlalu bertahun-tahun lamanya. Jejak rekam perasaan yang dirasa tidak mungkin dilupakan, sebab hatinya telah terukir ‘sesuatu’ yang tidak mungkin lagi terhapus.
"Mengapa Febri merasakan bahagia yang amat sangat ketika itu?"
"Mengapa Febri masih dapat mengingat, bahkan merasakan sentuhan rasa yang pernah dinikmatinya itu meski telah berlalu sekian tahun lamanya?"
"Semua dikarenakan keinginan – kebutuhan – kesadaran Febri telah terpuaskan."
Kondisi penuh ketidakpastian yang dialami Febri telah menggiringnya kembali pada kodrati-Nya sebagai seorang manusia, bahwa Allah Maha Menentukan. Di tengah-tengah ketidakberdayaannya itu, membuat Febri secara sadar memasrahkan segala keputusan kepada TUHAN-nya. Ia tidak peduli lagi tentang apapun, kecuali berharap anak dan istrinya bisa selamat semata.
Saat Febri memasrahkan permasalahan pada TUHAN-nya, saat itulah JIWA yang bersemayam dalam diri Febri, BENAR-BENAR MENGAKUI keberadaan YANG MAHA KUASA. Akhirnya manakala yang diinginkan – dibutuhkan sesadar-sadarnya menjadi KENYATAAN sesuai harapannya, memuncaklah wujud rasa terima kasih (syukur) jiwa kepada Yang Maha Kuasa.
“Mereka yang beriman, hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenteram.” Q.S 13 Ar Ra’d (Guruh): 28
Akhirnya benarlah bahwasannya:
"Kebahagiaan hakiki memiliki makna kedekatan hubungan manusia dengan Sang Pencipta-Nya."
“Mau hidup bahagia?”
“Banyak-banyaklah berbagi, memberi, menyantuni.”
“Itulah wujud sebagai kepanjangan tangan-Nya.”
#jne #jne30tahun #connectinghappiness #30tahunbahagiabersama