Mohon tunggu...
Muhammad SuryaunoMahmudah
Muhammad SuryaunoMahmudah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Universitas Negeri Jakarta

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menerima Nasib dan Tantangan Hidup dengan Cinta: menghayati Amor Fati dan Stoikisme di Era Modern

25 Juli 2023   14:45 Diperbarui: 25 Juli 2023   14:54 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Amor fati, atau cinta takdir, adalah ide yang diciptakan oleh Friedrich Nietzsche, yang bukan seorang filsuf Stois, tetapi lebih merupakan tokoh penting dalam filsafat. Zeno dari Citium adalah pendiri aliran filsafat Stoisisme.

Izinkan saya untuk menjelaskan kedua ide ini:

1. Stoikisme: Stoisisme adalah ajaran filosofi Helenistik yang muncul sekitar abad ke-3 SM di Yunani kuno. Zeno dari Citium adalah pendiri dari sistem ini, dan para filsuf seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius kemudian mengembangkan ajarannya. Dalam menghadapi tantangan hidup, kaum stoa percaya pentingnya hidup sesuai dengan alam, membangun disiplin diri, dan menciptakan kedamaian dan ketenangan batin.

Konsep utama stoikisme adalah bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di luar kita, kita memiliki kemampuan untuk mengontrol reaksi dan persepsi kita sendiri. Kaum Stoa berusaha mencapai kondisi eudaimonia (berkembang atau sejahtera) dengan mempraktikkan akal sehat, kebajikan, dan ketidakpedulian terhadap keadaan eksternal.

2. Amor Fati (Cinta Takdir): Sebaliknya, Amor fati adalah konsep yang terkait dengan filsuf dan kritikus budaya Jerman Friedrich Nietzsche pada abad ke-19. Nietzsche terkenal karena kritiknya terhadap moralitas tradisional, agama, dan metafisika.

Apa yang disebut Nietzsche sebagai amor fati adalah keadaan yang memungkinkan dorongan kita mencapai ekspresi penuh, dan dengan demikian memungkinkan kekuatan kolektif yang mampu menahan dampak terbesar. 

atau Amor Fati adalah frasa Latin yang secara kasar berarti "Mencintai Takdir". Versi yang lebih lengkap dari frasa ini, "Fatum Brutum Amor Fati", berarti "Mencintai takdir walau takdir hadir dengan begitu brutal." Dalam terjemahan Indonesia, ini berarti "Mencintai takdir walau takdir hadir dengan begitu brutal." 

Yang secara umum berarti merangkul dan menerima takdir seseorang, menemukan arti dan nilai dalam setiap aspek kehidupan, dan hidup dengan kekuatan dan rasa syukur. Ini menumbuhkan pola pikir yang tangguh dan keinginan untuk dengan semangat dan tujuan menghadapi tantangan dan kesulitan.

Prakteknya adalah, bagaimana Anda menerapkan "amor fati" dalam kehidupan sehari-hari Anda dapat memengaruhi bagaimana Anda bersikap terhadap pengalaman dan situasi yang Anda hadapi. Jika Anda ingin mencoba mengadopsi sikap Stoik melalui prinsip "amor fati" secara umum, berikut adalah beberapa hal yang mungkin membantu:

  • Pelajari cara bersyukur: Berusahalah untuk bersyukur atas apa yang Anda miliki dan hadapi setiap saat. Bersyukur akan membantu Anda menghadapi kesulitan dengan sikap yang lebih positif dan optimis. Anda harus melihat sisi baik dari setiap situasi dan menghargai saat-saat kebahagiaan dalam hidup Anda.
  • Terimalah kenyataan sebagaimana adanya: Jangan terjebak dalam imajinasi tentang apa yang "seharusnya" terjadi atau berharap bahwa hidup Anda berjalan dengan cara tertentu. Sebaliknya, terimalah kenyataan sebagaimana adanya dan hadapi kehidupan dengan tegas.
  • Belajar dari Pengalaman: Stoikisme mengatakan bahwa setiap pengalaman adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Jika Anda menghadapi kesulitan atau kegagalan, anggaplah sebagai kesempatan untuk menjadi lebih bijaksana dan meningkatkan diri Anda.
  • Latih diri Anda untuk mengendalikan emosi: Latihan untuk mengendalikan emosi negatif seperti amarah, iri hati, dan ketakutan adalah bagian penting dari stoikisme. Mengembangkan kebijaksanaan dan kedamaian batin akan membuat Anda lebih siap untuk menghadapi tantangan hidup.

jika Anda mampu mengadopsi dan mempraktekkan prinsip ini, Anda kemungkinan besar akan merasakan dampak positif dalam pandangan dan cara hidup Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun