Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bersama Tak Betah, Berpisah Ogah

11 November 2020   14:31 Diperbarui: 19 November 2020   15:04 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Gambar oleh Sonja Kalee dari Pixabay

"Menikah adalah bab mengambil keputusan, setelah engkau melakukan proses pencarian." (Cahyadi Takariawan)

"Diulanginya lagi Bu. Di gadgetnya banyak pesan-pesan puitis dengan perempuan lain." Tangisan seorang perempuan pecah. Terbata-bata ia menyampaikan cerita pengkhianatan yang dilakukan suaminya untuk ke sekian kalinya.

Menurutnya, sebagai seorang istri ia sudah mencoba berbagai macam strategi agar rumah tangganya harmonis dan awet. Nyaris setiap keinginan kepala keluarganya itu dituruti. Tapi tetap saja ayah dari anak-anaknya itu gampang tergoda walau sudah berjanji akan setia.

Namun yang sangat membingungkan, setiap kali istri minta berpisah, sang suami selalu menolak. Bahkan ia memberi izin istrinya untuk tinggal terpisah beberapa saat guna menenangkan diri. 

Seolah tanpa dosa, pria ini tetap menumpahkan cerita dan rasa pada wanita yang telah teluka akibat kekhilafan yang sama yang berulang kali dilakukannya. Kebutuhan istri tak pernah terputus diberikannya.


Hingga kini status si istri tak jelas. Tinggal terpisah dengan suami. Suami masih memberi nafkah untuk istri dan anak mereka. 

Permohonan istri untuk berpisah secara resmi tak jua dikabulkan. Namun kebiasaan gampang tergoda melirik wanita lain pun tak bisa ia hentikan. 

Dengan wajah tanpa dosa dan seolah tak terjadi apa-apa, pria ini tetap datang dan pergi sesuka hatinya. Berkali-kali mengakui kesalahan, menangis dan menyampaikan maaf pada sang istri atas kekeliruan yang dilakukannya. Namun itu terulang lagi dikemudian hari.

***

Berprofesi sebagai seorang guru kerap mendapat cerita terkait polemik yang terjadi pada siswa dan keluarganya.

Cerita itu kadang didapat dari siswa sendiri atau bahkan curahan hati orang tua mereka. Bentuk polemik dalam keluarga siswa begitu beragam. Entah itu masalah anak yang tak bisa di atur. Atau pertengkaran orangtua yang seolah tak pernah usai.

Terkadang tanpa segan beberapa orang tua menyampaikan keluh kesahnya dengan sangat terbuka pada penulis yang berstastus sebagai guru dari anaknya. Kebanyakan masalah itu muncul akibat kekecewaan mereka terhadap pasangannya masing-masing.

Sebagian mengaku tertipu dengan pasangannya. Apa yang diharapkan dari pasangan tak didapati. Entah kaca mata apa yang digunakan, hingga begitu mudah melihat kekurangan pasangan tapi lupa dengan kekurangan diri.

Tak banyak yang penulis lontarkan jika berhdapan dengan kasus seperti ini. Menjadi pendengar terbaik merupakan pilihan bijak. Jika memungkinkan, penulis akan mencoba menjadi penengah. 

Serta menyampaikan beberapa paparan senada yang kerap disampaikan oleh Cahyadi Takriawan, seorang konsultan keluarga negeri ini. Yakni, "siapapun yang engkau pilih untuk menjadi pendamping hidupmu, ia selalu memiliki kekurangan. Sebagaimana dirimu pun memiliki kekurangan."

Oleh sebab itu, jangan pernah mengharapkan kesempurnaan dari manusia. Itu akan membuatmu kian terluka. Sejatinya kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Terkait pasangan tidak sempurna, banyak sosok yang bisa kita jadikan tauladan. Walau memiliki pasangan tak sempurna, namun rumah tangga mereka awet, keluarganya bahagia dan tenteram.

Misalnya Nick Vujicik, motivator asal Australia ini jauh dari kata sempurna. Walau begitu,  seorang gadis cantik bernama Kanae Miyahara bersedia hidup menjadi pendamping pria yang terlahir tanpa tangan dan kaki ini. Bahkan telah dikrunia anak hasil buah cinta mereka. 

Ranah Minang juga menyimpan kisah keharmonisan rumah tangga yang layak menjadi contoh. Seorang perempuan bernama Siti Raham, mampu bertahan mendampingi suaminya walau dalam keadaan sesulit apapun. Tak terlintas dalam pikiran istri Buya Hamka ini untuk berpaling.

Saat Buya Hamka dibui, hawa kemiskinan memeluk langkah perjuangan biduk rumah tangga mereka. Ketika royalti dari karya-karya sang suami tertahan, sebagai akibat penyitaan rezim berkuasa pada karya-karya Buya Hamka, tampillah Bunda Siti Raham.

Tanpa ragu beliau merelakan harta pribadinya demi menghidupi buah hati tersayang. Juga turut meringankan beban perjuangan ayah dari anak-anaknya.

Dokpri. Mak Sri
Dokpri. Mak Sri
Perhiasan bahkan kain batik kesayangannya dilepaskan demi membeli beras dan menuntaskan biaya sekolah anak-anaknya. Keteguhan hati seorang istri begitu terlihat. Tetap setia walau kesulitan begitu menjerat.

Kesetiaan juga diperlihatkan oleh pasangan suami istri yang namanya tak bisa penulis sebutkan. Mental istri tak stabil. Kerap mengamuk dan memperlihatkan kemarahan yang memuncak dengan tiba-tiba. Istri bergantung pada obat medis agar dia lebih tenang. Rumah tangga mereka tetap kukuh hingga menutup mata.

Masih banyak rumah tangga yang mampu bertahan dan tetap bahagia dengan berbagai persoalan yang singgah. Berharap memiliki rumah tangga yang tak ada problematika sama sekali tentu sangat tidak mungkin. 

Berharap memiliki pasangan yang sempurna juga mustahil. Sebagaimana anda juga tak sempurna. Ada baiknya mensyukuri apa yang dimiliki. Bukan melihat apa yang tidak anda miliki. 

Akan lebih bijak untuk fokus melihat keunggulan yang dimiliki oleh pasangan. Bukan menguras energi merutuki kekurangannya.

Karena sesungguhnya, kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Bahan Bacaan :

Parents Smart untuk Ananda Hebat, Herlin Variani

Wonderful Family, Cahyadi Takariawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun