Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Guru, Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Betah dalam Kebodohan

29 September 2020   05:28 Diperbarui: 29 September 2020   05:31 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Barang siapa tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan di sepanjang kehidupan." (Imam Syafii)

Takdir kerap menjadi kambing hitam saat kegagalan menghampiri manusia. Merasa pantas berada diposisi terbawah dalam hidup karena berasumsi itu sudah takdir. Puas sebagai orang suruhan karena percaya itu suratan tangan.

Enggan mengembangkan potensi diri dan terus berleha-leha dengan fondasi berpikir yang keliru. Yakninya, hidup sepenuhnya diatur oleh takdir yang sedang dijalani.

Begitu kejamnya jika seperti itu cara pandang kita. Apa dasar pemikiran yang telah membawa kita untuk melahirkan tuduhan-tuduhan seperti itu terhadap takdir? Menyalahkan takdir atas semua yang dialami adalah sebuah kekeliruan fatal yang tidak berdasar.

Pemikiran seperti ini akan mengakibatkan kemalasan dan keputusasaan bersemi di hati. Hal ini akan menghentikan mimpi-mimpi kita serta terbentuk pribadi yang tidak akan pernah maju.

Sejatinya semua insan terlahir dalam keadaan yang sama. Alih-alih membawa perhiasan, harta, segudang sertifikat tanah atau ijazah kesarjanaan, sehelai benangpun tak menempel ditubuh saat terlahir.

Tak ada manusia yang lahir dengan menyandang status sebagai bupati, walikota, presiden, gubernur, pencopet, tukang becak, si intelek, si bodoh, si kaya, si miskin dan lain sebagainya.

Semua menyandang status sebagai bayi baru lahir yang belum mempunyai kekuatan apa-apa. Tak ada tulisan kegagalan atau kesuksesan di kening-kening mungil mereka.

Lalu apa dasar kita mengklaim bahwa semua kegagalan atau keterbatasan pada diri adalah sebuah takdir mutlak yang tak dapat dirubah. Lupakah kita bahwa semua manusia diciptakan dengan segala keistimewaannya masing-masing?

Seluruh manusia dibekali potensi spektakuler yang akan menopang kehidupannya kelak. Namun potensi ini harus diasah. Ibarat sebuah pisau yang tak pernah diasah. maka matanya akan tumpul dan tidak memiliki kekuatan. Jangankan memotong daging, membelah daun tipispun ia tak akan mampu.

Begitupun dengan manusia. Manusia terlahir dalam keadaan tidak membawa apapun. Namun sejak terlahir sudah terlihat kecerdasan yang dianugrahkan Sang Pencipta padanya.

Ini bisa kita lihat bagaimana si bayi berusaha menutup mata saat ada pancaran cahaya kuat yang datang mengganggu penglihatannya. Suara tangisan isyarat ketidaknyamanan atau penolakan situasi yang tidak diinginkan.

Ini memperlihatkan bahwa manusia terlahir dengan potensi luar biasa. Pada fase bayi beranjak menuju fase anak-anak, kecerdasan kian tampak dan terus berkembang.

Kecerdasan ini tidak akan berkembang bahkan bisa hilang. Jika tidak diasah dengan tekun.

Enggan mengasah potensi diri dan bersikap masa bodoh akan menemui nasib seperti pisau tumpul yang tak mampu berbuat apa-apa. Serta hanya akan menjadi objek penderita.

Individu yang terlahir dalam keadaan tidak sempurna sekalipun akan memiliki kemampuan luar biasa serta menjadi pribadi istimewa. Bahkan ia akan mampu mencuri perhatian dunia ketika ia mau mengupgrade potensi dirinya.

Tidak sedikit realita yang terlihat. Mereka yang terlahir tidak sempurna bisa memanfaatkan ketidak sempurnaannya untuk menjalani aktifitas hidupnya dengan kreatif.

Mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa mengharap belas kasihan orang lain. 

Bahkan ada yang menjadi motivator dunia dan mengukir prestasi-prestasi hebat yang kadang tak dapat diraih oleh manusia yang terlahir sempurna.

Misalnya, Nick Vujici. Pria asal Australia ini mengalami sindrom tetra-amelia. Sebuah sindrom langka yang memiliki karakteristi tanpa lengan dan kaki.

Namun pria kelahiran tahun 1982 ini berani membangun mimpinya. Mengubah kesulitan menjadi kekuatan. Hasilnya sungguh dahsyat. Hari ini dengan segala keterbatasannya menjelma menjadi motivator dunia. Ia tampil sebagai inspirator banyak orang.

Ini menunjukkan semua manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pribadi istimewa. Berhak membuat hidupnya jauh lebih berarti. Punya peluang untuk menjadi pribadi hebat bahkan bukan tidak munkin bisa memiliki peranan penting sebagai pemegang kendali di negeri ini.

Namun demikian itu semua hanya akan menjadi hayalan belaka  jika pikiran selalu dipenuhi energi negatif dan pesimisme. Malas berusaha dan tidak tampak ikhtiar yang serius dalam melejitkan potensi diri.

Memiliki keyakinan bahwa diri kita yang paling benar dengan pemikiran yang salah serta banyak alasan dan penolakan untuk mengupgrade diri hanya akan memperburuk keadaan. Sibuk merutuki nasib dan menyalahkan keadaan akan membuat hidup kian terpuruk.

Pemikiran keliru yang merasa kita rendah dan tak layak meraih cita merupakan refleksi sikap betah dalam kebodohan. Jika ini dipertahankan akan membuat perjalanan hidup berada pada titik stagnan.

Betah dalam kebodohan akan membuat seseorang terancam didera oleh kemiskinan. Jatuh dalam kemiskinan maka kefuturanpun mengintai setiap saat. Pikiran-pikiran keliru tersebut juga akan mengancam eksistensi kehidupan.

Oleh sebab itu, perlu perbaikan mindset agar diri tidak bertahan dalam kebodohan. Segeralah bangkit untuk membangun mimpi-mimpi yang pernah diukir sejak usia belia.

Musnahkan ribuan alasan yang singgah dipikiran yang hanya akan mendukung kebertahanan dalam kebodohan.

Saatnya bangkit dan mengupgrade diri serta buka lembaran baru untuk memulai cita-cita baru. Teruslah meniti jalan menuju kesuksesan walau menghadapi pahitnya ujian dan rintangan.

Jadikan tantangan yang hadir silih berganti sebagai penyemangat, penguat dan ujian ketangguhan diri. Jangan biarkan rintangan yang menyapa melemahkan semangat dan harapan kita. Selagi kita memiliki mimpi dan harapan serta itikad kuat untuk mewujudkan harapan itu maka sesuatu yang tidak munkin akan bisa terwujud.

Dalam Al Quran pun Allah memberikan pesan cinta sekaligus peringatan pada kita, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" .(Q.S. Ar-Rad;11).

Mari berusaha dan melompat lebih tinggi. Manjadda wajada. Dimana ada kemauan disana ada jalan. Jangan menggantungkan hidup pada takdir. Kita bisa jika kita mau. Maksimalkan usaha dan doa. Hasilnya serahkan pada Yang Maha Kuasa.

Ketika usaha dan doa telah maksimal, apapun hasilnya baru itu bisa dikatakan takdir dan kita terima dengan lapang dada.
Salam sukses untuk kita semua. Good Luck

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun