"Emang isinya apa?"
"Dia tanya, cintaku berapa persen untuknya?"
"Hah! Terus?"
"Terus aku jawab 10%."
Ray dengan santai kembali merapikan buku. Pikiranku masih saja terpaku. Seakan ikatan tanya sigap menunggu.
"Kok 10%?"
"Ya, Ibu bilang cinta pada porsinya kan? Jadi 10% cinta teman. Lalu cinta ibu bapak dan lebih besar pada-Nya."
"Oh, so sweet kau Nak."
***
Ray yang beranjak remaja. Pola pikir pun berbeda. Saatnya aku lebih mendampinginya. Tentu tak sama ketika dia usia belia.
Cinta tak salah. Dikenal sejak dini, lumrah. Namun tak mudah mengenalkan cinta pada porsinya. Ketika beranjak remaja. Saat mulai menapak cinta sesungguhnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!