Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mewujudkan Lingkaran Kebaikan melalui Tulisan

15 Februari 2020   02:22 Diperbarui: 15 Februari 2020   03:55 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/StartupStockPhotos

"Manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri"

Ungkapan ini kerap kita temui dalam kehidupan. Hal ini tentu saja menjadi fenomena yang tak mungkin dihindarkan. Ketika manusia satu membutuhkan manusia lain untuk saling memberi pun menerima. Sudah menjadi catatan tinta-Nya, sekaligus merupakan fitrah manusia dalam menuai kehidupan fana.

Di dunia ini manusia tak mungkin bisa hidup tanpa berinteraksi dengan sesama. Pun mengarungi indahnya kehidupan yang bersekutu dengan warna warni semesta. Jika dijalani bersama tentu kan terasa lebih indah meski berada dalam samudera nestapa.

Begitulah yang dilakukan salah satu rekan Kompasianer kita, Mba Widz. Salut dengan gerakan berbagi yang digalakkan. Dalam menyikapi tanda kesyukuran dilakukan dengan cara berbeda. Berbagi bahagia dengan sesama. Merupakan hal yang sungguh bijaksana. Beliau meyakini ini sebagai sebuah lingkaran kebaikan.

Ya, lingkaran kebaikan. Aku sungguh terpana dengan dua kata yang beliau ungkapkan. Dimana lingkaran itu sendiri merupakan bidang datar yang cukup mudah digambarkan. Sederhana, tanpa ada sudut yang menjadi penghalang.

Dalam jagokata.com pun disebutkan bahwa lingkaran merupakan garis melengkung yang kedua ujungnya bertemu pada jarak yang sama dari titik pusat.

Ya, betul sekali jikalau kita menggambar sebuah lingkaran maka titik awal akan bertemu dan berakhir pada ujung yang sama. Begitupun niat baik Mba Widz, sederhana bagai lingkaran yang begitu mudah digambarkan.

Ini tentu senada dengan maksud yang diutarakan dalam sebuah artikel di laman beliau beberapa waktu lalu. Menurut beliau lingkaran kebaikan, suatu saat akan kembali ke asalnya. Sungguh mudah diterima dengan logika manusia. Bagai lingkaran di mana titik akan bertemu pada tempat semula.

Kebaikan merupakan hal mulia. Tulus. Begitulah yang tersentuh pada ruang yang begitu halus. Kebaikan teramat merdu dilantunkan. Pun sangat indah dilakukan. Kebaikan akan berputar pada porosnya hingga menemui titik asalnya.

Menjadi hal menarik. Ketika sebuah lingkaran kebaikan diwujudkan melalui tulisan. Di saat jarak terbentang samudera, bahkan beda benua pun tak jadi hambatan. Merealisasikan niat baik tentu wajib mendapat dukungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun