Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menggenggam Semangat Demi Satu Kata: Sehat!

7 Februari 2020   18:41 Diperbarui: 7 Februari 2020   18:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi/Mba Ida

Meski begitu, Mba Ida tak lantas berpangku tangan. Apalagi melihat kedua orang tua yang mulai beranjak senja. Tak tega hati Mba Ida membiarkan mereka menempuh hal yang tak seharusnya dilakukan di sisa usia.

Sehingga ketika kondisi sedang membaik. Mba Ida memang terlihat seperti gadis biasa pada umumnya. Cerdas, cekatan, dan multi talenta. Mba Ida lalu memutuskan untuk bekerja. Semua demi membantu kedua orang tua. Serta mencari rejeki untuk biaya pengobatannya.

Tak ditemukan gurat kecewa di wajahnya. Yang terlintas hanya senyum bahagia. Mba Ida percaya ini adalah anugerah terindah dari Yang Kuasa. Yakin, Mba Ida adalah manusia pilihan yang tentu bisa melewatinya.

Tak ada manusia yang sempurna. Kiranya ini yang menjadi penyemangat hidupnya. Tuhan pasti telah mengatur segalanya. Yang dialami manusia di dunia hanyalah sementara. Mba Ida pun sangat percaya. Berdoa dan berusaha menjadi bagian dalam mengurai segala ujian yang menerpa.

Hingga satu ketika aku mendengar berita. Mba Ida dilarikan ke rumah sakit secara tiba-tiba. Dikarenakan kondisi yang melemah dan harus dirawat saat itu juga. Aku tak kuasa mendengar kabar yang mengurai air mata.

Rasanya baru kemarin berjumpa dalam satu acara. Mba Ida masih terlihat baik-baik saja. Tak ada tanda penyakitnya kambuh dalam waktu cepat dan begitu singkat.


Semangat dan canda yang sempat terlukis kala itu. Masih tertulis jelas dalam ingatanku. Sosok yang begitu kuat. Simbol wanita hebat. Begitu pandai menyembunyikan kesedihan dengan cukup erat.

Beberapa hari berlalu hingga berganti minggu. Aku masih saja menunggu. Kepulangan Mba Ida dari rumah sakit begitu kurindu.

Mba Ida tak mungkin dijenguk saat itu. Sebab tim dokter tengah serius menjalani observasi. Sehingga Mba Ida kembali menjalani rawat inap di ruang isolasi. Dimana tak sembarangan orang boleh menemui.

***

Akhirnya kabar yang dinanti datang juga. Mba Ida telah diperbolehkan pulang oleh tim dokter yang merawatnya. Satu persatu tetangga dekat hadir menjenguk. Tak sabar rasanya ingin segera bertemu dan memeluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun