Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Petuah yang Terulang

27 Januari 2020   15:18 Diperbarui: 28 Januari 2020   18:29 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: Thinkstockphotos)

"Kalau sudah selesai lekas pulang, udara malam tak baik tuk kesehatan," petuah ibu pun terulang lagi. Entah untuk yang kesekian kali.

***

"Un, ibumu itu baik banget ya. Sangat perhatian sama kamu. Enak bener ya kalau ibuku juga seperti itu," tiba tiba ucapan Lusi mengagetkanku.

"Ah biasa saja. Malah aku merasa ibu terlalu berlebihan padaku. Petuahnya selalu diulang-ulang," jawabku menimpali.

"Enggak juga lah, yang jelas itu demi kebaikan kamu. Ingat kan sewaktu kemah Minggu lalu. Dini hari kamu tiba-tiba sakit. Kami semua panik. Ternyata alergimu kambuh. Bahkan kami tak tau harus berbuat apa agar kamu lekas sembuh. E ternyata kamu memang punya obat khusus, dan kamu lupa membawanya," ucapan Lusi mengingatkanku pada kisah yang tlah lalu.

"Iya ya, benar juga. Waktu itu aku tak patuhi petuah ibu. Aku lanjut berangkat kemah tanpa mengecek barang bawaanku. Padahal ibu sudah mengingatkanku. Bahkan berulang. Ah, seandainya aku tau kejadian itu bakal merepotkan banyak orang. Maafkan aku ya Lusi," jawabku sembari urai senyum pada Lusi.

Senyumku kali ini sebagai tanda aku semakin menyadari. Betapa pentingnya petuah ibu yang terulang. Tentu semua demi kebaikanku. Juga orang-orang di sekitarku.

***

Dua puluh tahun kemudian.

"Mas jangan lupa jaket, masker, dan minyak kayu putih," aku tak henti mengingatkan putra sulungku yang hendak pergi berkemah. Haha satu kegiatan yang dulu aku pun menyukainya. Ternyata buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Siap Bu, sudah aku masukkan semua ke dalam ransel," jawabnya singkat, namun tetap patuhi nasihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun