Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media? Oh Blogger, Maaf Ini Hanya untuk Media

27 Januari 2019   13:13 Diperbarui: 29 Januari 2019   15:22 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Hartono, media wartawan jurnalis nan pers yang terhormat, itu PMOBX kode login aplikasi online polling bukan aplikasi perbankan wkwkwk..

(entah kenapa tiap upload kok kalau di Kompasiana naik ke atas hehe). Bung Admin, kembalikan ke dalam sini itu screenshot yang saya apload)

Saya termasuk yang belakangan berhadapan dengan panitia. Saya cuma bilang, dulu saya diemail dan ditanya rate card. Berdasarkan Domain Authority (DA) tingkat kepercayaan pembaca terhadap situs saya, lumayan tinggi. Dan rate biasanya minimal segini, saya bilang. Namun demikian, si mba yang "nyasar" ke blog saya melakukan pesan Whatsapp dan mengatakan dulu pernah ya mas ikutan event kita? Jadi kita undang lagi. 

Baiklah, karena saya sudah pernah,dan sebagai tanda terimakasih yang lampau, saya datang aja. Itu masuk soal terimakasih, harga diri juga. Ada sih kompensasi, tapi ngga usah dipikirn, karena menurut saya tergantung blogger nya mau datang atau tidak.  Tapi, sebagaimana saya cerita diatas, akhirnya rada gitu deh di akhir acara. 

Media dan Blog

Usul. Mungkin, kedepannya, panitia perlu menilik ulang apa itu media. Kalau hanya media, kami juga "media". Kalau maksudnya Pers, wartawan dengan ID PERS. Periksalah yang hadir. Biar fair. Karena banyak kok yang hadir sebagai "media" tapi penulis dia, pimred dia, dan "karyawan" hanya dia. Cuma bekal situs blog berembel-embel "news", "media", dan seterusnya yang meyakinkan.  Isinya, semua PRESS RELEASE di copas mentah-mentah. It just another blog. Like ours.

Itupun masih mending, beberapa manusia "langganan bodrex" yang kalau ketemu "media" ngaku blogger, kalau ketemu bloggers ngaku "media" bejibun. Ndak nulis. Padahal makan minum, dan "ngincer doorprize". Dan itu, dengan gampangnya menjawab "iya". Ketika si mba-mba registrasi bertanya : "Media?" dan pulanglah mereka dengan hepi, sementara, seperti kemarin, bloggers gigit jari. Kami terhormat diundang, kami punya media dan jelas bukan blog tapi ngaku media (pers) ataupun nggak punya media (berbohong).

These days, "press" would have a strong traditional-media connotation, likely excluding bloggers, since new-media publishers neither own nor use industrial printing equipment. "Media" would include basically anyone who writes or speaks for an audience.

Itu salah satu kesimpulan dari beragam pertanyaan. Saya yakin ada di peraturan semacam UU Pers, UU Penyiaran dan  aturan lainnya seperti dari Dewan Pers, dan lainnya yang saya, "blogger", ga paham.

So, what actually IS media? Today, media is everything. Here in Dallas, it's still the 10 o'clock news and the Dallas Morning News>, but it's also countless blogs, email newsletters, Facebook updates, tweets, websites, iPhone app alerts, text messages from friends and organizations... and the list goes on and on.

Huffington post yang awalnya "blog" dan berkembang pesat pun menulis demikian dilamannya. 

Jadi, media? Ya, kami media. Media kami blog. Pers? Kami bukan, kami bekerja tidak dilindungi UU Pers, tapi dilindungi UUD 1945 yaitu pasal 28
"Kemerdekaan. .. mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun