Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuntilanak dan Budaya Kaya Kalbar: Catatan Keempat Jelajah Kalimantan Etape III

4 Februari 2016   10:25 Diperbarui: 5 Februari 2016   01:54 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun, kisah pembentukannya meliputi dua versi.

Pertama, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie mengusir Kuntilanak dengan tembakan meriam yang berdaya magis ketiga tempat, dengan kencangnya sehingga kuntilanak kabur dari lokasi tersebut. Kemudian didirikan Masjid dan Istana di tempat yang dulunya menjadi tempat kuntilanak berada. Sejarah ini terjadi hampir tiga ratus tahun yang lalu, dimana Syarif Abdurahman, anak seorang hakim agama dari kerajaan Matan suka menyusur Kapuas guna mencari lokasi kerajaan yang akan dia dirikan sendiri.

Versi kedua menceritakan bahwa Sultan Syarif meminta bantuan suku dayak untuk mengusir kuntilanak. Memindahkannya ke lokasi lain jauh dari pontianak. Tempat magis dayak-dayak yang membantu dan melakukan ritual kemudian berada tepat di tengah-tengah halaman keraton Kadriah.
Apapun itu, legenda kuntilanak tak terlepas dari pendirian kota pontianak.

Mandau, senjata tajam masyarakat dayak

Penampakan kuntilanak perempuan (pasti perempuan ya?) ini menunjukkan legenda tersebut benar. Sebab, gambar yang ditulis dengan pensil di kertas kuno ini merupakan desain badge kerajaan Pontianak. Di gambar terlihat seorang prajurit (Islam, terlihat dari pakaiannya) berusaha menikam kuntilanak. Kejadian pengusiran yang dipurwarupakan dalam bentuk gambar diam.

Selain itu, kita menemukan berbagai kebudayaan dayak yang lumayan syerem. Misal dalam meminang perempuan dengan mahar kepala manusia. Kesemua itu diceritakan oleh guide museum Kalbar sendiri.

Saya sempat pula bertanya yang namanya museum pasti ada sisi horror. Ada kejadian apa biasanya. Guide menjawab, satu tempat di ruang tengah, sebuah replika tempat ritual dayak untuk berbagai kegiatan supranatural, biasanya disana banyak "penunggunya". Mahasiswa magang biasanya ga kuat karena aura yang sangat negatif disana. Syerem.

Sedangkan ini senjata tombak yang dipakai sendiri oleh sultan, dan juga ada senapan peninggalan prajurit di era perjuangan melawan belanda

 

Di bagian belakang, kebudayaan terkait pernikahan, khitanan, berbagai peninggalan lain dari tiga etnik yaitu tionghoa, melayu dan dayak dipajang. Selain itu, beberapa peninggalan belanda juga ada. Misalnya yang unik, ada dispenser jaman belanda hehe.. hebat ya jaman dulu sudah bikin!

Jaman sekarang mungkin namanya Dispenser hehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun