Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Asmara di Balik Bencana"

31 Agustus 2016   08:59 Diperbarui: 31 Agustus 2016   10:24 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[semua foto: dok. pribadi]

Dari setiap bencana yang terjadi di Indonesia, BNPB menyimpulkan bahwa masyarakat kita belum siap dan siaga bencana seperti masyarakat Jepang. Hal ini ditandai dari perilaku dan sikap yang sudah menjadi bagian dari budaya orang-orang Jepang yang selalu berada pada kondisi siaga bencana.

 Pemerintah Jepang telah berhasil mendidik masyarakatnya untuk menghidupkan kesadaran bahwa bencana akan datang kapan saja, oleh karena itu mereka bahu-membahu untuk mengubah pola pikir sehingga menjadi warga negara yang tanggap bencana. Kembali pada program BNPB, peran sandiwara radio ini diharapkan dapat mengarahkan masyarakat Indonesia seluas-luasnya untuk mengubah mindset tentang bagaimana seharusnya menanggulangi bencana secara tepat dan aman.

Melalui media yang mudah dipahami dan menghibur, sehingga mampu menarik perhatian masyarakat yang secara sadar ataupun tidak sadar mendapatkan informasi dan edukasi tentang bencana dan penanggulangannya.

Faktor-Faktor Penyebab Bencana seperti dilansir BNPB:

  • Lemahnya penegakan hukum
  • Lemahnya penataan ruang

Selain faktor-faktor diatas, faktor yang paling memberikan kontribusi pada terjadinya bencana dan mengakibatkan korban lebih banyak adalah masyarakat kerapkali membangun kembali rumah atau bangunan di tempat yang sama saat terjadi bencana.

Hal tersebut seakan menegaskan bahwa masyarakat kita “sangat berani” dalam menghadapi bencana yang kapan saja bisa menghampiri, tanpa peduli bahaya dan resiko yang lebih besar. Dan alat-alat pendeteksi banjir serta Tsunami yang diharapkan mampu membantu BNPB, pemerintah serta masyarakat untuk bersiaga terhadap bencana, ditemukan sama sekali tidak terawat dan rusak, bahkan hilang dicuri.

Komunikasi adalah Awal untuk Menumbuhkan Sikap Siaga Dari berbagai sumber yang dikumpulkan dan ditelaah oleh tim BNPB, masalah komunikasi menjadi hambatan dalam menanggulangi bencana. Media-media tersebut secara jelas mengutip narasumber yang mengatakan “jangan saling menyalahkan atau jangan mencari kambing hitam” yang seakan berasumsi bahwa bencana menjadi tanggung jawab pihak tertentu.

Padahal, penanggulangan bencana adalah upaya bersama dalam menyelamatkan korban jiwa sebanyak-banyaknya dan memerlukan bantuan dari seluruh pihak, tidak hanya pemerintah dan jajarannya tapi juga masyarakat umum. Media sebagai alat komunikasi siaga sencana di zaman modern ini, teknologi informasi menjadi basis yang sangat diperhitungkan untuk meminimalisir berbagai peristiwa yang merugikan manusia, termasuk bencana.

Media pun dapat turut andil dalam mengurangi dampak bencana. Seperti yang disusun oleh BNPB, mengapa media begitu penting?

  • Karena media mampu mempengaruhi keputusan politik, mengubah perilaku, dan menyelamatkan nyawa manusia (UNISDR, 2011)
  • Komunikasi merupakan inti dari sukses dalam mitigasi, kesiapsiagaan, respon dan rehabilitasi bencana (Haddow, 2009)
  • Media dapat menunjukkan eksistensi, pencitraan, dan simbol organisasi terhadap masyarakat terkait tugas kemanusiaan dalam penanggulangan bencana (UN, 2009)

BNPB Membentuk WPB (Wartawan Peduli Bencana)

BNPB berupaya semaksimal mungkin untuk mengabdi kepada negeri dan bangsa ini dengan cara apapun, sehingga seluruh masyarakat Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dalam pola piikir dan perilaku, khususnya tentang ketanggapan menghadapi resiko bencana. Oleh karena itu, BNPB secara sadar mengetahui pentingnya sosialisasi peanggulangan bencana memberikan pelatihan khusus wartawan media, sebagai mitra yang paling dekat dalam memberikan informasi seputar bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun