Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Satu Bulan Menjadi Dosen Muda

29 September 2022   13:10 Diperbarui: 29 September 2022   13:19 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen, profesi cita-cita saya sejak menjadi mahasiswa magister. Perjalanan saya menyelesaikan studi magister memperjelas passion saya yaitu menjadi pendidik dan peneliti. 

Saya sangat menikmati proses mempertanyakan dan menemukan sebuah kebenaran. Serta saya sangat bersemangat saat diberi kesempatan untuk mengemukakan teori-teori receh saya.

Sudah hampir satu bulan saya menjadi dosen di sebuah lembaga pendidikan. Seperti biasa, pengalaman satu bulan ini akan saya dokumentasikan melalui tulisan. Paling tidak ada tiga garis besar setelah satu bulan menjadi dosen muda:

1. Merasa sungkan

Jadi, latar belakang pendidikan mahasiswa saya adalah pesantren. Agak mengejutkan bagi saya yang tidak memiliki basis pengalaman pesantren. Mengejutkan disini bukan dalam konotasi negatif, tetapi konotasi positif. Dimana mereka masih sangat menghormati gurunya tercermin dari tindakannya disetiap kesempatan bahkan diluar kawasan kampus. 

Pengalaman ini menjadi langka terlebih di era modernisasi saat ini. Seperti; saat kelas berakhir, seluruh mahasiswa tidak berani keluar kelas sebelum gurunya keluar kelas terlebih dahulu. 

Bahkan, saat menaiki trans jateng bersama, mahasiswa tidak berani mendahului gurunya. Ia mempersilahkan gurunya terlebih dahulu dan mengalah untuk menunggu kedatangan trans jateng selanjutnya (sebab penuh), berjalan munduk-munduk saat melewati gurunya dan ada beberapa mahasiswa yang tidak berani melakukan kontak mata dengan gurunya.

Perilaku dari mahasiswa ini, membuat saya sungkan untuk berlaku semena-mena. Berasamaan dengan itu, saya merasa harus maksimal dalam memberikan ilmu dan informasi-informasi penting seputar pengembangan karir yang terkadang tidak disampaikan oleh dosen-dosen pada umumnya.

2. Belajar menempatkan diri

Seperti yang sudah diutarakan pada poin pertama, gambaran mahasiswa saya memiliki karakteristik yang istimewa. Sehingga saya harus mampu menyesuaikan diri mulai dari pakaian sampai dengan kosa kata yang saya pilih untuk diucapkan. 

Saya belajar banyak terkait etika, tata krama dan sopan santun bukan hanya sekedar teori tetapi juga perlahan diaplikaskan. Setiap pertemuan kelas, akan ada hal baru yang saya pelajari. Awalnya terkesan melelahkan, tapi lambat laun saya sangat menikmati proses evaluasi diri, mencari dan mengaplikaskan solusi.

3. Mulai berambisi

Lembaga pendidikan tempat saya mengajar juga dipenuhi oleh dosen-dosen yang sangat aktif mencari beasiswa untuk melanjutkan studi serta cukup progresif mengikuti hibah penelitian. 

Semangat dari tenaga pengajar lainnya menginspirasi saya untuk tidak cepat berpuas, tetapi harus tetap berproses meniti karir dan mengembangkan diri. Ambisi ini, saya refleksikan dengan:

  • Mengisi sosial media (Instagram, Youtube, Tiktok) saya dengan akun-akun yang berisi informasi dosen-dosen progresif
  • Konsisten membaca buku dan artikel penelitian berkualitas untuk memperkaya kepustakaan
  • Produktif menulis dan publikasi artikel penelitian
  • Mengembangkan inovasi media pembelajaran disesuaikan dengan karakter mahasiswa tiap kelas

Mungkin empat hal saja yang akan saya fokuskan selama satu tahun ke depan. Sebab tujuan saya selama satu tahun adalah membiasakan diri terhadap dinamika profesi dosen. 

Selanjutnya, saya akan merumuskan ambisi-ambisi lainnya sambil melakukan evaluasi. Proses ini saya lakukan perlahan agar mampu menikmati dan memaknai setiap langkah yang saya tempuh.

Saya percaya, setiap dosen apalagi dosen muda memiliki kisah tersendiri dalam proses beradaptasi. Setidaknya tiga hal ini yang penting saya garis bawahi bagi saya setelah satu bulan menjadi seorang dosen. Semoga kisah ini bermanfaat untuk para pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun