Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang beberapa tantangan dalam membuat alat ini agar bisa bekerja dengan lancar.
"Yang paling lama memakan waktu adalah proses kalibrasi agar alat tersebut sesuai dengan hasilnya sebenarnya. Jadi hasil pemeriksaan dengan alat ini sama dengan hasil pemeriksaan menggunakan jarum," ujar Fajrian.
Proses kalibrasi tersebut tambahnya, Â juga membutuhkan percobaan berkali-kali agar hasilnya akurat.
"Kami melakukan pengujian hingga final, Â ada sekitar 123 kali pengujian. Dan dari percobaan tersebut akhirnya kami menemukan kekurangan pada alat pendeteksi detak jantung dan tekanan darah," tambah mahasiswa semester 7 itu.
Selain itu, alat pemeriksaan digital ini juga bisa dilakukan secara mandiri karena  cara kerja alat yang cukup sederhana.
Cara Kerja Alat Pemeriksaan Kesehatan
Pertama, pada sensor infra merah yang ada di oksimeter (tempat peletakan jari), akan memproses hasil sidik jari yang kemudian dikirim melalui mikrokontroler.
"Dari mikrokontroler tersebut, hasil pemeriksaan akan ditampilkan di LCD. Seluruh proses pengukuran digital ini memakan waktu sekitar 1 sampai 2 menit," terang Fajrian.
Walaupun sudah bisa digunakan, Fajrian menjelaskan bahwa masih ada beberapa evaluasi dalam hal kalibrasi ulang, terutama pada bagian pengecekan detak jantung dan tekanan darah.
"Mungkin kalibrasinya akan kami perbaiki di bagian perkabelannya," ujarnya.
Dari inovasinya ini ia berharap agar masyarakat tidak perlu risau dan takut lagi ketika ada pemeriksaan kesehatan terlebih  pada alat yang menggunakan jarum.