Hari ini, (4/9/2025) Pimpinan DPR RI menggelar rapat bersama terkait pembahasan 17+8 tuntutan rakyat yang disuarakan para aktivis, influencer, dan masyarakat yang telah melakukan aksi selama 25-31 Agustus lalu.
Lihat juga:Â Jika Pilkada Dipilih DPRD, Apa Dampaknya?
Pada Rabu, (3/9/2025), para perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas menemui pimpinan DPR RI untuk menyampaikan isu dan 17+8 tuntutan yang telah disimpulkan.
Tuntutan rakyat ini merupakan rangkuman dari berbagai tuntutan masyarakat, seperti tuntutan 7 hari Salsa Erwina Hutagalun, Jerome Polin, dan Cheryl Marella.Â
Lalu dari desakan 211 organisasi masyarakat sipil yang dipublikasi oleh YLBHI, siaran pers Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, pernyataan sikap Ikatan Mahasiswa Magister Kenotariatan UI, pernyataan sikap Center for Environmental Law & Climate Justice UI.
Selain itu, ada pula tuntutan demo buruh tanggal 28 Agustus 2025 dan 12 tuntutan rakyat menuju reformasi di Change.org yang sudah menerima lebih dari 40.000 dukungan.
Berbagai tuntutan tersebut dirumuskan oleh para publik figur dan influencer seperti Salsa Erwina Hutagalung, Fathia Izzati, Abigail Limuria, Andovi da Lopez, Andhyta Firselly Utami, dan Jerome Polin.
Makna Dibalik 17+8 Tuntutan Rakyat
Tuntutan tersebut memiliki makna yang mendalam atas aksi yang berlangsung dengan latar belakang warna hitam.
Tulisan "17+8 Tuntutan Rakyat" berwarna brave pink yang melambangkan keberanian perempuan.
Saat aksi pada Kamis, (28/8/2025) di depan komplek Parlemen Senayan, seorang ibu memakai hijab merah muda yang hanya menggunakan sebuah bilah bambu yang diberi sehelai bendera merah putih, berdiri dengan beraninya di hadapan aparat.