Ada empat mahasiswa Teknik Mesin yang juga terlibat dalam kegiatan ini. Â Mereka adalah tim yang membuat alat pasteurisasi susu.
Para mahasiswa itu di antaranya Zulfian Ahmad Zulkarnaen, Dwi Rivaldi Wiratmaja, Ega Lexy Ferdeio, dan Muhammad Akbar Dwi Firmansyah.
Inovasi ini merupakan melainkan kolaborasi dosen antar program studi lain sesuai dengan bidang masing-masing, seperti Prodi Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, dan Informatika.
Hal ini merupakan bagian dari pembelajaran kontekstual di luar kelas, sejalan dengan semangat pembelajaran di luar kampus yg berdampak, sesuai tujuan Kemendiktisaintek untuk riset, abdimas, inovasi yang berdampak bagi masyarakat.
Keunggulan Alat Pasteurisasi Susu Berbasis Panel Surya
Alat ini berguna untuk memudahkan pekerjaan para peternak untuk mengolah susu yang siap konsumsi. Â
Dr Tasi menjelaskan bahwa alat pasteurisasi susu ini tidak menggunakan gas sebagai bahan bakarnya, melainkan menggunakan panel surya sehingga alat ini bisa diletakkan di dalam maupun di luar ruangan.
"Jadi setelah diperas, susu dipanaskan menggunakan solar sel atau sel surya. Dari alat ini mereka bisa menghemat pengeluaran untuk mengolah susu karena biasanya pemanasan menggunakan kompor dan gas," ujar dosen Prodi Teknik Mesin itu.
Sehingga, imbuhnya, ketika susu keluar dari alat ini, Â maka susu tersebut bisa langsung dipasarkan dan siap konsumsi.
Selain untuk menghemat biaya dan tenaga, alat ini juga berguna dalam beberapa hal, seperti:
- Untuk membunuh bakteri patogen, yaitu bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia,
- Untuk memperpanjang daya simpan susu,
- Dapat menimbulkan citarasa yang baik pada susu,Â
- Pada susu proses ini dapat menonaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat rusak.
Dengan inovasi ini, tim pusat studi RES berencana untuk mengembangkan alat pasteurisasi susu lebih banyak  guna mengimplementasikan kampus berdampak.
"Alat ini dirancang agar mudah dioperasikan oleh peternak lokal dan UMKM, dengan efisiensi energi yang tinggi namun tetap menjaga kualitas susu hasil pasteurisasi," ujar Ali Akbar selaku dosen pembimbing inovasi ini.