Mohon tunggu...
Ummu Fathur
Ummu Fathur Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan

Mendidik mencerdaskan umat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stop Teror Para Ulama!

11 Maret 2018   18:03 Diperbarui: 11 Maret 2018   18:14 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu yang lalu, ulama kita tengah diburu oleh 'orang gila'. Kasus pertama yang menimpa pemimpin Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Kabupaten Bandung, KH. Umar Basri (Mama Santong) yang menjadi korban penganiayaan usai shalat shubuh di masjid pada sabtu (27/1). 

Kemudian ustadz Prawoto, komando brigade PP Persis, bahkan wafat setelah sempat menjalani  perawatan di RS, akibat dianiaya oleh seorang pria pada kamis pagi (Republika 2/2/2018).

Di Jawa Timur 2 pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, KH.Zaenudin Jazuli dan KH.Nurul Huda Jazuli disatroni oleh orang yang tidak dikenal dengan membawa pisau sambil teriak-teriak. Pelaku kemudia diamankan oleh Polres Kediri untuk diinterogasi (Jawapos. 20/2018). Sebelumnya terjadi penyerangan pada ahad (18/2/2018) KH.Hakam Mubarok pengasuh Pesantren Karang Asem, Pacitan Lamongan, menurut kepala bidang hubungan masyarakat kepolisian daerah Jawa Timur komisiaris besar Frans Barung mengenal pelaku yang bernama Nandang Triyana bin Satibi, 23 tahun, warga kabupaten Cirebon Jabar diduga gila (Tempo. 19/2/2018).

Masjid Baiturrahman  jalan sumur gempal No.77 Karangsari Tuban Jawa Timur dirusak oleh orang yang tidak dikenal (12/2/2018) dini hari.

Masih banyak lagi kasus-kasus lain yang silih berganti dengan kesamaan modus menyerang ulama, ustadz atau merusak masjid.  Ketika pelaku tertangkap, mereka dinyatakan mengalami gangguan jiwa/gila.

Tuntutan dari masyarakatpun bermunculan diantaranya dari 300 ulama perwakilan pondok pesantren se-Priangan Timur mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Situasi (FMPS) yang menghadiri rapat di PonpesAn-Nur Jarnauriyah, Rabu 14 Februari 2018. Forum tersebut mencurigai adanya rekayasa kasus serangan yang berstatus gila pada ulama (Republika 14/2/2018). 

Pernyataan dari kepolisian yang dinilai terburu-buru yang menyebutkan para pelaku penyerangan itu mengalami gangguan jiwa, juga mendapat kritik keras, ketua perhimpunan dokter spesialis kedokteran jiwa indonesia, Danardi S. merasa penyebutan pelaku berbagai penyerangan sebagai penyandang gangguan jiwa/gila terlalu cepat dilakukan, untuk mengatakan itu perlu pembuktian melalui diagnosis dokter. "Itu rasanya perlu dikoreksi menurut saya" kata dia (Republika. 14/2/2018).

Masyarakat menunggu keseriusan pemerintah dalam menangani berbagai kasus penyerangan ini. Karena sesungguhnya salah satu tugas negara adalah memberikan jaminan rasa aman kepada rakyatnya, siapapun mereka. 

Penyerangan terhadap ulama menunjukkan rasa aman di negeri kita masih sangat mahal. Aparat terkesan meremehkan berbagai peristiwa, rentetan peristiwa dianggap kebetulan, sebagaimana disebutkan oleh kepala biro penerangan masyarakat polri brigadir jenderal polisi, Muhammad Iqbal (Republika. 2/2/2018).

Ulama, pewaris para nabi

Para ulama mengemban predikat pewaris para nabi, beban berat yang dipikul para ulama di sisi lain mereka memiliki tugas untuk menjadi penerang umat ke jalan Islam, di sisi lain mereka harus menghadapi teror yang sedemikian dahsyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun