Mohon tunggu...
Ummi Khabibatul Ummah
Ummi Khabibatul Ummah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Allah always understanding :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Belajar Menjadi Murid

30 April 2019   17:53 Diperbarui: 30 April 2019   18:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan Berkarakter Membangun Generasi Berwibawah - prestigiousfhie.wordpress.com

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau disingkat Hardiknas tanggal 2 Mei mendatang menjadi momentum, dimana mengingatkan kembali kedudukan seorang guru. Tanggal tersebut juga ditetapkan oleh pemerintah untuk memperingati hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor Pendidikan di Indonesia serta pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa. Oleh karena itu,tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya.

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam perubahan dunia. Apabila berhubungan dengan dunia pendidikan pasti ada hubungannya dengan perubahan. Namun, sekarang ini banyak dari sekolah sekolah yang tujuannya hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik, padahal belajar ialah tentang kemampuan guru dalam berinteraksi dengan muridnya serta memenuhi segala kebutuhan si murid. Dahulu, peran guru yaitu sebagai satu-satunya sumber belajar dan pengetahuan, namun dewasa ini murid tidak hanya belajar dengan satu sumber saja melainkan dapat mencari sumber informasi diluar kelas ataupun internet. Akan tetapi semua kembali pada peran utama guru yaitu memenuhi kebutuhan anak, mengenali kemampuannya dimana, bagaimana ia bisa nyaman belajar dan sebagainya.

"Anak-anak malas belajar, jika tidak dipaksa maka ia tidak mau belajar"
"Anak-anak harus dibentuk karakternya"
"Anak-anak harus dibiasakan, agar memiliki karakter yang positif"

Pernyataan tersebut tidak lain merupakan tuntutan pada anak atau murid, dengan demikian apakah belajar itu merupakan sesuatu yang harus dipaksakan? Lalu, istilah pembiasaan pastinya sudah tidak asing lagi di sekolah dan biasanya istilah ini berkaitan dengan pendidikan karakter. Memang tujuan pendidikan tidak hanya sekedar mendapat nilai yang bagus melainkan pembentukan karakter yang positif juga. Akan tetapi, salah kaprah sering terjadi dalam upaya mencari jalan pintas pembiasaan berkarakter positif. Guru menuntut murid berperilaku tertentu, dimana perilaku tersebut menurutnya positif. Menuntut murid membaca 10 menit sebelum pelajaran, menuntut murid tetap selalu semangat, menuntut murid bersalaman ketika masuk kelas dan banyak tuntutan yang lainnya. Apabila guru berada di posisi murid, kebiasaan apa yang muncul dengan proses tuntutan? Belajar dari Teori Es Batu yang di perkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang psikologi dari Jerman yang dikenal sebagai model perubahan. Dari teori tersebut bahwasannya perubahan menjadi es batu itu berawal dari proses pencairan lalu di masukkan dalam wadah yang diinginkan kamudian dibekukan kembali, jadi tidak perlu di pukul atau tidak perlu menuntut untuk berubah menjadi es batu.

Nah dari penjelasan diatas yang perlu di garis bawahi adalah kesuksesan seorang guru itu tidak bergantung pada sekolah yang baik ataupun orang tua, melainkan bergantung pada siswa-siswinya yang dapat melakukan proses belajar dengan baik, enjoy dan nyaman. Seorang guru juga harus bisa menjadi seorang murid, berada di posisi si murid agar mengerti bahwa perubahan dengan proses menuntut itu tidaklah bisa menjadi kebiasaan. Terkadang banyak guru dalam sistem sekolah menuntut murid untuk bisa padahal harusnya itu sebisanya. Guru itu harusnya tau murid lebih condong ke mata pelajaran apa atau sesuatu yang disukai, setelah itu terus selalu di follow up, didorong dan jangan paksakan harus bisa semua mata pelajaran, karena sejatinya setiap individu itu memiliki kemampuan dan karakteristik masing-masing serta tidak boleh disamaratakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun