Hewan banteng yang hidup berkoloni sebagai simbol rakyat jelata, dan harimau melambangkan penjajah Belanda.
Seni Bantengan juga dapat menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dan kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.
Bantengan adalah Seni dan filosofi - simbol kekuatan dan keberanian. Replika kepala banteng yang digunakan dalam seni bantengan melambangkan kekuatan, keberanian dan kejantanan.
Penolak Bala -Â Pertunjukan Bantengan seringkali diiringi dengan doa dan mantra untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat.
Hingga kini Bantengan menjaga eksistensinya, dengan banyaknya grup kesenian Bantengan di setiap desa.
Peran Pemkot Batu dalam Melestarikan dan Mempromosikan Seni Bantengan.
Pemerintah kota Batu dan Dinas Pariwisata/disparta, gencar mempromosikan seni budaya lokal, melalui media sosial, Facebook, Instagram maupun Tiktok. Tak heran jika  antusias masyarakat sangat tinggi, ketika berlangsung Batu Culture Festival 2025.
Peran aktif Pemerintah kota Batu dalam Melestarikan Seni Bantengan,antara lain:
1. Pemkot Batu secara aktif mendukung dan memfasilitasi berbagai acara seni bantengan seperti Festival Bantengan Nuswantara, dan pertunjukan rutin di berbagai lokasi strategis seperti di Sendratari Arjuna Wiwaha, tempat -tempat wisata, hotel dan tempat konvensi
2. Promosi Pariwisata - Pemkot dan disparta Batu menggunakan Seni Bantengan sebagai daya tarik wisata, termasuk mempromosikannya di acara besar seperti Munas Apeksi 2025 dan Osaka World Expo 2025 di Jepang.