Mohon tunggu...
Umi Farisiyah
Umi Farisiyah Mohon Tunggu... Guru - A mother of three and long life learner

Akun ini dibuat untuk membagikan hasil pemikiran dan juga pengalaman selama saya menempuh pendidikan magister dan doktoral

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Umi Farisiyah Filsafat Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris

21 Januari 2021   04:27 Diperbarui: 21 Januari 2021   04:28 3744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagaimana konsep dasar dari ontologi berkaitan erat dengan kebenaran yang ada, the being yang dalam hal ini yakni hakikat dari suatu realitas atau dapat berarti hakikat apa yang dikaji oleh ilmu (Muhadjir, 2015; Suriasumantri, 2009; & Skrorupski, 1997), maka ontologi itu sendiri dapat dijadikan sebagai pisau bedah yang pertama untuk melakukan second look atas hakikat dari suatu ilmu. Ontologi dalam penerapannya sebagai suatu pendekatan menitikberatkan pada tiga pilar utama yakni (1) hakikat suatu ilmu, (2) pokok bahasan suatu ilmu, dan (3) objek kajian suatu ilmu (Sewel, 2013). Maka dari itu, dalam tulisan kali ini, penilaian dan pembelajaran Bahasa Inggris akan ditinjau dari ketiga pilar utama dalam ontology tersebut.

Salah satu bahasa yang vital untuk diketahui dan dikuasai dalam kehidupan ini adalah Bahasa Inggris. Hal ini dikarekanan Bahasa Inggris merupakan lingua franca dan Bahasa Internasional yang sudah disepekatai melalui konvensi. Merambah pada era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) penduduk Indonesia juga sudah harus kebih sadar akan kebutuhan menguasai Bahasa Inggris ini.

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa penguasaan bahasa Inggris merupakan salah satu syarat untuk menghadapi tuntutan globalisasi. Sebab dengan menguasai bahasa Inggris akan memudahkan akses perkembangan dan komunikasi internasional. Bahasa Inggris sangat berguna bukan hanya sebagai bahasa komunikasi tetapi juga sebagai bahasa untuk penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Hamied,2000).

Pemerintah Indonesia melalui menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan keputusan nomor 096/1967 tanggal 12 Desember 1967 yang menyatakan, bahwa bahasa Inggris adalah sebagai bahasa asing pertama. Sebagai implikasinya dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi mata pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu bidang studi yang harus diberikan.

Meskipun para siswa telah mendapatkan mata pelajaran bahasa inggris dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, terdengar keluhan bahwa siswa masih sulit untuk berkomunikasi di dalam bahasa Inggris terutama lisan. Seperti dinyatakan oleh Swan (1985);

" The learner who has studied the language for seven years, but who can not ask for a glass of water, a cab , or a light for cigarrete, is regularly brought on to the stage to justify demand for a radical change in our approach to language teaching "

Jadi menurut Swan, ada yang harus dirubah dalam pendekatan mengajarkan Bahasa Inggris. Pengajaran bahasa seharusnya lebih berorientasi pada bagaimana memfasilitasi siswa untuk dapat berkomunikasi sehingga mengurangi fokus kajian kebahasaan semata. Hal ini sesuai dengan salah satu nilai yang diusung dalam Kurikulum 2013 yaitu meaningful learning (pembelajaran bermakna) sehingga apa yang dipelajari di ruang kelas dpaat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini berkaitan dengan hakikat bahasa adalah alat komunikasi, denga kata lain bahasa Inggris adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan pembelajaran bahasa Inggris harus memenuhi kebutuhan bagaimana peserta didik berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

Dengan demikian, dalam pembelajaran Bahasa Inggris, haruslah disampaikan dalam bentuk pembelajaran komunikatif yang tujuan akhirnya adalah membuat siswa dapat berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan hakikat bahasa yaitu sebagai alat komunikasi. Menurut ilmu neurologi kebahasaan, proses berbahasa/ berkomunikasi itu lebih bersifat dua arah, bersifat bolak-balik antara penutur dan pendengar, maka seorang penutur kemudian bisa menjadi pendengar, dan seorang pendengar kemudian bisa menjadi penutur. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran suatu bahasa yang perlu disampaikan adalah segala unsur dalam suatu bahasa dan juga unsur luar bahasa tersebut, sehingga siswa tidak hanya menguasai teorinya tetapi juga dapat berperforma apik dalam prakteknya.

C.     Landasan Epistemologi Penilaian Pembelajaran Bahasa Inggris

Epistemologi merupakan salah satu cabang filsafat ilmu yang membahas ihwal prosedur pendapatan pengetahuan berupa ilmu dan kebenaran atas ilmu tersebut yang dalam hal ini dibuktikan dengan makna truth or false (Hakim & Saebani, 2008; dan Muhadjir, 2015). Dengan demikian, dalam memepelajari suatu ilmu, penting bagi kita untuk mengetahui prosedur cara mendapatkan ilmu tersebut, dalam hal ini prosedur dalam pembelajaran Bahasa Inggris dan menilanya.

Pusat proses berbahasa manusia adalah pada otak manusia yang secara umum terbagi menjadi dua hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Menurut ahli neurologi, kedua bagian otak ini memiliki peranan, namun proses berbahasa dominasinya terletak pada hermisfer kiri pada bagian otak yang disebut Wernicke dan Broca. Hemisfer kiri yang terutama mempunyai arti penting bagi bicara bahasa, juga berperan untuk fungsi memori yang bersifat verbal (verbal memory). sebaliknya, hemisfer kanan penting untuk fungsi emosi, lagu isyarat (gesture), baik yang emosional maupun verbal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun