Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Untuk Kamu yang Ingin Menjadi Seorang Influencer

11 April 2022   11:29 Diperbarui: 20 April 2022   01:17 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
llustrasi seorang influencer (Freepik)

Apakah itu semua salah? Tidak, sekali lagi tidak ada yang salah, karena bisnis terutama marketing pasti akan masuk di mana ada banyak kerumunan orang karena memang target mereka adalah untuk promosi dan memperkenalkan produk kepada sebanyak-banyaknya orang, sehingga sosial media dan influencer dengan follower ratusan, ribuan bahkan jutaan adalah kombo yang sangat pas dan tepat untuk disasar.

Hal ini bisa kita rasakan sendiri, sebagai penikmat dan penonton Youtube, Instagram maupun Meta, iklan yang tayang sekarang tidak hanya melulu iklan konservatif yang tayang di awal, tengah atau akhir video saja, namun iklan juga disisipkan di dalam pesan yang disampaikan si influencer itu sendiri yang biasa kita kenal dengan sistem endorsemet. 

Sistem endorsement ini berarti si influencer diharuskan untuk mempromosikan produk sponsor dalam isi kontennya.

Influencer menerima endorsement? Ya sah-sah saja toh sekarang ini tujuan menjadi influencer juga salah satunya supaya bisa mendapat endorsement kan? 

Karena selain dari iklan adsense, endorsement juga menjadi peluang pundi-pundi yang sangat menggiurkan, bahkan mungkin pihak sponsor juga tidak akan segan mengucurkan dana yang sangat besar bila akun atau konten si influencer mempunyai follower setia yang sangat banyak.

Lalu bagaimana pandangan atau sikap kita sebagai penonton atau follower? 

Ya kita yang berada di posisi penonton atau follower adalah target dari iklan-iklan yang ada di sosial media, semua kembali pada kita mau atau tidak, sadar atau tidak kalau kita adalah target market. 

Kita sudah tidak bisa naif lagi dengan membangga-banggakan influencer idola kita tanpa berpikir kritis bahwa mereka juga beriklan dan mereka juga menginginkan sesuatu dari banyaknya follower yang mengikuti mereka, vice versa.

Tinggal kita sebagai penonton dan follower ini juga harus semakin pintar dan selektif agar tidak mudah masuk dalam pengiringan opini apapun dan tetap bisa berpikir jernih dalam mencerna satu per satu perkataan para influencer. 

Kita tidak bisa menelan bulat-bulat apa yang kita lihat dan kita dengar di sosial media, karena saat kita melupakan akal sehat dan terlalu percaya dengan siapapun yang kita lihat di sosial media, ya siap-siap saja kecewa atau dengan tidak merugi saja sudah syukur bila kita kembali menilik kasus penipuan trading yang marak terjadi akhir-akhir ini, yang bila kita amati juga salah satunya karena andil kita sendiri sebagai penonton dan follower yang mudah percaya dan tidak kroscek lagi dengan informasi yang disampaikan influencer panutan kita.

Itu bila kita adalah penonton dan follower, bagaimana bila kita adalah subyek atau si influencer itu sendiri? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun