Mohon tunggu...
Umar Khayam
Umar Khayam Mohon Tunggu... Penulis

Seseorang pembelajar. Kegiatan saat ini selain menulis juga berprofesi sebagai coach dan terapis energetik dengan modalitas Body Communication Resonance (BCR)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Janji Tersembunyi di Balik Rasa Menyesal: Memahami Pilihan dan Bebas dari Batang-Bayang Masa Lalu

16 Oktober 2025   00:05 Diperbarui: 16 Oktober 2025   00:46 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janji Tersembunyi di Balik Rasa Menyesal: Memahami Pilihan dan Bebas dari Bayang-bayang Masa Lalu

Contoh: anak yang sering mendengar "Tidak sekarang, kita tak mampu" mungkin berjanji di hatinya: "Saat aku mampu, aku akan punya semua itu." Ketika dewasa, memiliki barang itu terasa bukan hanya soal memuaskan keinginan---tetapi menunaikan janji untuk menghapus rasa tak cukup. Jika kenyataan tak memenuhi bayangan janji itu, muncullah penyesalan.

Ini bukan menyalahkan; ini menjelaskan kenapa penyesalan muncul meski keputusan tampak rasional.

Hal-hal fundamental yang sering terlupakan

1. Tubuh menyimpan janji. Memori emosional terekam di otot, napas, reaksi --- bukan hanya di kepala.

2. Penyesalan sering bicara bahasa yang berbeda. Ia bukan selalu soal "salah memilih", tapi tanda konflik antara janji lama dan kondisi sekarang.

3. Pembebasan butuh ritual kecil. Sekadar menyadari tidak cukup; perlu tindakan yang menghormati pengalaman masa lalu tanpa mengikat masa kini.

4. Investasi terbaik sering berwujud pengalaman, bukan barang. Ini bukan norma moral, melainkan strategi untuk mengurangi pengulangan janji yang tak lagi relevan.

Pengalaman (cerita singkat pengalaman)

Beberapa tahun lalu aku membeli sebuah jam mahal---impulsif, setelah melewati hari-hari penuh tekanan kerja. Saat memakainya, bukannya bangga, aku panik: "Kenapa aku butuh ini?" Setelah duduk tenang dan mengecek napas, aku menyadari: ada suara kecil yang mengatakan, "Tunjukkan pada dunia bahwa aku sudah berhasil." Suara itu bukan suara masa kini --- ia suara seorang remaja yang takut dianggap biasa. Mengakui itu bukan membuat aku gagal; malah memberiku ruang untuk memilih ulang: apakah jam itu simbol pertumbuhan yang kukehendaki, atau sekadar membayar tagihan janji masa lalu? Aku memutuskan untuk menyimpan sebagian nilai jam itu sebagai dana kursus yang selama ini kutunda. Hasilnya: lebih sedikit rasa menyesal, lebih banyak rasa berkembang.

Cara praktis: Framework 3-Opsi dan Evaluasi

Saat dorongan membeli/menentukan hadir, jalankan cepat ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun