Kita mulai melihat hidup bukan sebagai serangkaian masalah, tapi sebagai undangan untuk hadir sepenuhnya.
Kita tidak lagi mencari kebahagiaan di luar, karena kita telah menemukannya di dalam:
di napas, di rasa syukur kecil, di kemampuan untuk tetap hadir di tengah apa pun.
Inilah tahap ketika kita berhenti "mencari," dan mulai menjadi.
Menjadi tenang, menjadi hadir, menjadi kehidupan itu sendiri.
Refleksi -- Dari Bertahan ke Menjadi
Setiap orang melewati ketujuh tahap ini --- tak ada yang bisa dilewati atau dihindari.
Namun yang membedakan hanyalah kesediaan untuk sadar.
Sadar saat takut, sadar saat ingin lebih, sadar saat terluka, sadar saat bahagia.
Kesadaran tidak menghapus penderitaan, tapi mengubah cara kita memaknainya.
Kita tidak lagi hidup untuk bertahan, tapi untuk bertumbuh.
Dan pada akhirnya, dari semua pencapaian yang kita kejar, yang paling berharga hanyalah satu hal:
bahwa kita pernah hadir penuh di dalam hidup ini.
Penutup -- Menjadi Rumah bagi Kesadaran Itu Sendiri
Hidup tidak sedang menuntut kita menjadi sempurna.
Ia hanya mengajak kita untuk hadir sepenuhnya di setiap tingkat kesadaran yang sedang kita alami.
Kadang kita ada di tingkat pertama --- berjuang dan bertahan.
Kadang kita naik, lalu jatuh lagi. Itu tidak salah.
Kesadaran tidak berjalan lurus, ia menari --- kadang naik, kadang turun, tapi selalu mengajak kita kembali ke pusat diri.
Dan ketika akhirnya kita berhenti mengejar menjadi "lebih sadar,"
kita mungkin akan menemukan bahwa kesadaran itu sendiri sudah ada di sini sejak awal ---
diam, tenang, dan menunggu kita pulang.
---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI