Mohon tunggu...
Elisa Dwi Prasetya
Elisa Dwi Prasetya Mohon Tunggu... Dosen - Berkacamata

Pengajar di STTBB, Trainer di 24hProject, tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anakmu Butuh Didengarkan!

23 Oktober 2017   11:40 Diperbarui: 23 Oktober 2017   11:56 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: lifestyle.okezone.com

"Pa, Papa, Papa...!"  Beberapa kali si bungsu yang masih berusia empat tahun berteriak memanggil saya, namun saya mengabaikannya. Masih ada perbincangan serius dengan tamu saya di rumah kala itu.

Tak berapa lama kemudian, terdengar tangisan si bungsu. Saya beranjak mendekatinya, ternyata tangannya sudah  berlumuran darah. Ah, jarinya kena gunting.

Ada penyesalan bercampur marah pada diri sendiri karena tidak mau mendengarkan panggilannya tadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, si bungsu harus segera diobati. Sambil mengolesi lukanya dengan betadin, saya berkata, "Maafkan Papa, ya, tadi Papa masih bicara dengan Om Xxx."

Disadari atau tidak, banyak orang tua melakukan tindakan itu. Mengabaikan si kecil karena sibuk dengan urusannya sendiri. Tak jarang dengan sengaja berteriak: "Diam dulu, Papa/Mama masih bicara!"atau "Sana pergi dulu, jangan ganggu Papa/Mama!"

Benarkah reaksi kita?  Bagaimana seharusnya bersikap kepada si balita kita?

Dengarkan dia!

Bagian ini terlihat sederhana, tetapi tak jarang kita mengabaikannya. Kita merasa anak-anak tak pantas menyela kesibukan kita. Namun kejadian di atas mengingatkan saya untuk "tak ada salahnya" mendengarkan dia. Ini bukan soal kepentingan orang dewasa lebih utama sehingga tak pantas si kecil menyela, tetapi pada bentuk perhatian dan kasih orangtua pada si anak. Ingat, si kecil pasti belum paham artinya "mengganggu" percakapan orang lain. Ia belum tahu bagaimana berkata, "Maaf, saya memotong pembicaraan kalian." Ia hanya tahu bahwa ia sedang perlu sesuatu: informasi, nasihat, atau bantuan untuk menolongnya. Ya, ia sedang butuh bantuan Anda!

Saya yakin tamu saya akan mengerti, ketika waktu itu saya memalingkan wajah saya, berhenti sebentar dari percakapan itu. Ia pasti pula akan menganggukkan kepalanya, tanda setuju saya mengakhiri sebentar percakapan saya. Tetapi keegoisan saya membuat nasi menjadi bubur.

Lebih tepat kalau waktu itu saya menengok ke arahnya, mendengarkannya, lalu membantunya. Dan sambil menolongnya, katakan, "Liam, nanti lain kali kalau perlu bantuan lagi, bilang: 'Pa, maaf, Liam perlu Papa."Si kecil bisa jadi akan belum mengerti perkataan itu, tetapi tidak ada salahnya menolongnya untuk mulai memahami sekitarnya.

Psikolog seringkali berujar, "Perbaiki keterampilan mendengar Anda dan orang-orang akan merasa bahagiamemiliki Anda sebagai teman, pasangan atau teman sekerja mereka." Bukankah ini berlaku juga bagi Anda dan balita/anak Anda? Anak Anda akan merasa bahagia memiliki Anda!

Dengarkan apapun yang ia ceritakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun