Mohon tunggu...
Uli syahririzki
Uli syahririzki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - PENULIS PEMULA

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dampak Broken Home

28 November 2019   16:32 Diperbarui: 28 November 2019   16:41 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Broken home berasal dari dua kata yang digabungkan menjadi sebuah kalimat yang memiliki arti dan istilah. Broken atau kata dasarnya adalah broke, yang artinya adalah "rusak", dan Home artinya adalah "rumah". Jadi arti dari Broken Home adalah " Dampak Ketidak Harmonisan Keluarga (Perceraian Orangtua).

Dikutip dari artikel kompasiana,  Broken home menurut istilah adalah suatu kondisi hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orangtua kepada anak yang biasanya disebabkan oleh perceraian orangtua. Sehingga menyebabkan anak akan tinggal dengan salah satu orangtua kandung.

Perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari keluarga kepada anak dapat terjadi karena, permasalahankedua orangtua yang sudah tidak dapat diselesaikan secara baik-baiklagi. Permasalahan itu bisa terjadi karena, faktor ekonomi, kekerasan rumah tangga ada orang lain (orang ketiga). Orangtua seharusnya memiliki peran yang paling penting ntuk mendidik anak- anaknya. Agar anak- anak di masa mendatang tidak akan terjerumus kedalam pergaulan bebas.

Saya telah mewawancarai anak yang terkena broken home. Anak itu mengatakan bahwa broken home terjadi di keluarganya karena ayah dari anak tersebut menikah lagi. Ia tak tau pasti umur berapa ayahnya menikah lagi. Ia mengatakan kira-kira pada saat itu umur ayahnya 39 tahun, anak itu mengatakan bahwa perpisahan orangtuanya terjadi sejak ia duduk dibangku Sekolah Menengah Atas.

Ia mengatakan kedua orangtuanya sering bertengkar. Pertengkaran antara ayah dan ibunya sering terjadi dikarenakan ayahnya ketahuan berbohong. Ia bersyukur tidak pernah menjadi sasaran kemarahan kedua orangtuanya. Namun, ia mengaku pertengkaran itu yang membuatnya sering ketakutan.

Ia mengatakan perubahan terbesar sikap ayahnya ialah ayahnya sudah tidak terlalu dekat dengan mereka, dikarenakan mereka sudah tinggal dengan ibu mereka dikota yang berbeda, ayahnya mulai lepas tangan untuk memenuhi kebutuhan mereka, ia merasa sangat kecewa dengan ayahnya yang mulai lepas tangan dengan mereka, ia sedih dengan ibunya yang sekarang sudah menjadi ibu tunggal yang harus bekerja sendirian.

Ketidak harmonisan sebuah keluarga, terkadang dipicu pihak ketiga, misalnya keluarga suami atau istri. Hal itu ditutur narasumber kepada penulis. Menurutnya, keluarga ayah dan ibunya saling mengadu domba orang tuanya. Hal itulah yang memicu pertengakaran semakin sering terjadi.

  • Bagaimana mungkin broken home akan sangat mempengaruhi keluarga ?

Broken home akan sangat mempengaruhi keluarga karena broken home adalah permasalahan yang terjadi karena kedua orangtua, hal ini sangat mempengaruhi keluarga dan terutama akan berdampak negatif kepada anak. Anak yang terkena broken home akan memiliki perasaan bahwa dia adalah anak yang tidak memiliki keluarga utuh, dia akan merasa terintimidasi oleh teman- teman sekitarnya, karena teman- temannya memiliki keluarga yang utuh.

Seperti pengakuan anak korban broken home yang penulis wawancarai. Anak itu mengatakan dampak dari perpisahan orangtuanya ia menjadi anak yang mudah marah, egois, dan keras kepala.

  • Siapa yang akan terkena dampak besar terhadap broken home ?

Yang terkena dampak besar terhadap broken home adalah anak, dimana anak akan merasa terkucilkan dikalangan masyarakat, anak akan malu karena berasal dari keluarga yang berantakan. Dikutip dari Skripsi Meydina Syaputri Riami dampak terbesar broken home terhadap anak adalah membuat anak merasa syok, panik, kebingungan, tidak yakin, salah paham, dan menimbulkan kemarahan pada orang tua, sehingga saat anak-anak tumbuh menjadi dewasa maka dia akan menolak hubungan dekat dengan pasangan karena mereka menduga bahwa pasangannya akan meninggalkannya sewaktu-waktu atau secara tiba-tiba seperti yang terjadi pada orang tuanya.

Meski anak selalu menjadi korban broken home, namum tidak semua anak membenci orang tuanya. Seperti dituturkan narasumber kepada penulis. 

Ia mengatakan bahwa ia tidak membenci ayahnya, tetapi ia sangat kecewa terhadap perilaku ayahnya.

Dia juga mengatakan bahwa yang terkena dampak terbesar dari perpisahan bukan hanya dia tetapi juga adik perempuannya, ia mengatakan bahwa keluarga yang dia harapakan adalah keluarga yang bisa saling mengerti satu sama lain, keluarga yang menolong saat jatuh, keluarga yang saling menguatkan dan lain sebagainya, ia mengatakan jika bisa dia ingin ayah dan ibunya kembali lagi.

  • Bagaimana solusi dari permasalahan broken home

1. Menjaga Komunikasi antara Keluarga

2. Waktu Orangtua yang seharusnya lebih banyak untuk anak

3. berpikiran Positif dalam segala masalah, dan sebagainya. 

Kesimpulan dari dampak broken home ini adalah hancurnya keluarga yang diakibatkan perpisahan kedua orang tua. Perpisahan ini bisa terjadi karena salah satu orang tua mencari pasangan lain. Faktor lain perpisan ini, karena orang ketiga, seperti keluarga suami atau istri. Perpisahan ini mengakibatkan dampak buruk yang besar terhadap anak. Anak akan cenderung mempunyai trauma akan pernikahan, karena yang ia tahu pernikahan akan berakhir dengan perceraian.

Semua manusia tentu tidak ingin lahir dan tumbuh, berkembang dari keluarga broken. Namun, tidak ada yang dapat menghindari jika sudah terjadi. Karena itu, saran dari penulis, walaupun terlahir menjadi anak broken home kita seharusnya selalu menanamkan dihati kia bahwa anak broken home bukanlah anak yang berantakaan, ataupun anak yang egois. Kita harus membuktikan kepada orangtua bahwa kita pasti sukses dimasa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun