Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bila Pekerjaan Sampingan Lebih Menjanjikan

6 April 2021   14:29 Diperbarui: 9 April 2021   02:55 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi meja kerja berantakan. (sumber: flickr/alancleaver via kompas.com)

Kebutuhan hidup tak pernah bisa diajak kompromi. Bisa saja seseorang irit uang belanja, namun bagaimana dengan kebutuhan pulsa listrik, pulsa hp, jaga malam, cicilan rumah, kreditan motor, uang sekolah, iuran BPJS dan masih banyak lagi. 

Semua itu tetap perlu dan mau tak mau harus dipenuhi betapapun kondisi finansial belum bisa menutup semuanya sekaligus.

Bekerja di instansi swasta dengan gaji yang masih dibawah UMK tetap setia dilakoni sebagai pekerjaan utama, apalagi kala status sudah tetap dengan peluang kenaikan gaji secara periodik, akan sayang bila harus ditinggalkan.

Banyak orang akhirnya memilih untuk menambah jam kerjanya dengan mencari pekerjaan sampingan sebagai sumber income tambahan. 

Pagi jadi guru, siang jadi ojek online. Kerja utama bak eksekutif tampilannya, sore hari ganti seragam waiters. Tidak ada gengsi toh legal, tidak ada malu, kan halal. 

Sangat beruntung bila pekerjaan sampingan itu tak menyimpang jauh dari pekerjaan utama, namun kembali pada mana dulu yang bisa diraih dan tak menambah beban pikiran serta hasil yang tetap dapat dimanfaatkan.

Seorang kawan pernah mengatakan bahwa pamannya seorang kepala sekolah menengah negri, namun pekerjaan yang menjadi andalan utamanya bukan dari jabatannya, namun dari hasil menggarap sawahnya.  

Jabatan kepala sekolah yang harusnya menjadi pekerjaan utama, justru dikalahkan dengan pekerjaan sampingan sebagai petani. Namun tetap dong, pekerjaan utama dilaksanakan dengan baik.

Lain halnya seorang tenaga administrasi di kantor swasta yang gaji serta karier tidak ada peningkatan. Dia lebih berfokus kepada usaha-usaha sampingan yang mempunyai hasil jauh lebih banyak dibanding dengan pekerjaan utamanya. Akibatnya justru malah sering mangkir dari tempat kerja.

"Hanya kerja dalam 7  hari, modal mulut doang, tapi hasilnya setara dengan saya kerja di sini selama enam bulan." Ungkap seorang kenalan yang bekerja sebagai guru dengan kerja sampingan jadi makelar.

Dari contoh kejadian di atas, fakta uniknya adalah tidak ada satupun diantara mereka yang rela atau mau melepas pekerjaan utama kendati sudah sangat sukses di pekerjaan sampingan. Mengapa?

Pekerjaan sampingan hanya menghasilkan pemasukan bila dikerjakan, jika tidak mengerjakan, maka tidak ada hasil yang bisa diperoleh. 

Image moondoggiesmusic.com
Image moondoggiesmusic.com

Beda dengan pekerjaan utama, di mana status kepegawaian sudah tetap, jadi dikerjakan dengan santai atau mau ambil libur tetap akan ada hasil. Gajian tiap bulan akan tetap diterima dengan jumlah yang sama. 

Paling tidak, pekerjaan tetap bisa menjadi semacam cadangan atau jaminan bila pekerjaan sampingan sedang sepi atau macet. Apalagi jika bekerja di instansi pemerintah, jaminan hari tua lebih aman dan pasti, karena ada pensiun.

Dari pekerjaan utama membuka relasi untuk bisa melancarkan pekerjaan sampingan. Usaha apapun tak akan pernah lepas dari marketing dan market itu sendiri bisa datang dari rekan kerja sendiri. 

Bila mereka puas mereka bisa jadi pelanggan tetap dan merekomendasikan bisnis sampingan Anda.

Tidak ada aturan khusus di dunia kerja tentang larangan pegawai mempunyai pekerjaan lain di luar pekerjaan utama. 

Ada instansi pendidikan yang secara jelas melarang guru mempunyai pekerjaan sampingan sebagai guru les baik privat maupun di bimbingan belajar. Namun aturan tersebut tidak melarang guru mempunyai pekerjaan sampingan yang lain. 

Pada perusahaan tertentu memang ada larangan untuk pegawai mempunyai pekerjaan sampingan dikhawatirkan akan mengganggu kinerja pegawai atau justru bisa merugikan perusahaan, misalnya saja dengan mengambil klien dari perusahaan dan lainnya. 

Namun, banyak perusahaan yang tidak melarang pegawainya mempunyai pekerjaan sampingan dengan catatan tidak mengganggu pekerjaan utama.

Karena satu orang tidak bisa mengabdi pada dua tuan, jikalau demikian ia akan adil terhadap satu tuannya dan tidak dapat adil dengan yang satunya lagi. Ketika kerja sampingan lebih menjanjikan hasil besar, dimanakah loyalitas untuk pekerjaan utama?

Dalam dunia kerja, loyalitas menjadi salah satu acuhan penting pimpinan dalam menilai kinerja seorang pegawai selain keprofesionalitasannya. Loyalitas ini salah satunya bisa dilihat dari ketaatan pegawai dalam menjalankan setiap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan. 

Jam kerja yang dipatuhi, penyelesaian setiap tugas yang diberikan dan tanggung jawab terhadap jabatan yang dipercayakan kepadanya. Selain hal itu loyalitas pegawai juga bisa ditunjukan dari inisiatif dan peran serta pegawai dalam mensukseskan misi perusahaan.

Dalam perusahaan yang menjunjung tinggi profesionalisme, pegawai akan sangat menyadari betul setiap konsekuensi yang harus ditanggung bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 

Hal ini terkait dengan pengelolaan waktu kerja, sarana dan prasarana perusahaan serta fasilitas yang disediakan untuk menunjang pekerjaan. 

Saat penghasilan dari pekerjaan sampingan dirasakan lebih besar dari gaji pekerjaan tetap, tentu sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja pegawai pada pekerjaan tetapnya. 

Contoh nyata adalah seorang kawan yang disibukan dengan usaha pribadi di banyak bidang. Ia lebih sering menghilang dari tempat kerja lebih cepat daripada jam kerja yang ditetapkan. 

Tentu saja dengan dalih urusan kantor bersama pihak ketiga, tapi begitu keluar kantor tidak lagi kembali ke kantor meski jam kerja masih panjang. 

Lain halnya dengan orang yang menggunakan fasilitas perusahaan yang menunjang pekerjaannya, justru menggunakan itu untuk meningkatkan kepentingan usaha sampingannya.

Semua akan baik-baik saja dan menjadi menyenangkan apabila Anda sendiri bisa mengelola waktu serta pekerjaan utama dan sampingan dengan baik. 

Namun, bila tidak sanggup, sebaiknya kurangi frekuensi untuk pekerjaan sampingan sehingga bisa tetap fokus pada pekerjaan utama, toh Anda juga tak rela kan kalau sampai kehilangan pekerjaan utama, meskipun penghasilannya kecil. 

Dengan menyadari hal ini, sikap loyalitas diharapkan bisa tumbuh sehingga mampu memotivasi pegawai untuk mengambil tindakan bijak. 

Beberapa hal yang perlu dipahami adalah dampak terburuk atas keputusan yang akan Anda pilih. Bila mengutamakan pekerjaan sampingan efek terburuk adalah pemberhentian sementara atau pemutusan hubungan kerja.

Sedangkan dampak buruk mengurangi pekerjaan sampingan adalah pemasukan yang sedikit berkurang namun tetap ada jaminan tiap bulan berpenghasilan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun