Bagaimana dengan TransJakarta? Pernah aku coba memang murah banget PP 7 ribu rupiah, ditambah parkir 5 ribu jadi 12 ribu saja tapi aku butuh nyaris 3 jam sekali jalan, masak iya aku harus berangkat jam 5 pagi?Â
Saat itu aku nggak merasa keberatan, karena menurutku ini investasi waktu. Ibarat membeli kenyamanan dan efisiensi. Kalau naik Transjakarta atau kereta mungkin jauh lebih murah, tapi harus berangkat lebih pagi, transit berkali-kali, dan kadang harus berdiri berdesakan. Rasanya waktu yang terbuang lebih berharga dari selisih ongkosnya.
Inilah momen aku benar-benar mengerti bahwa "time is money". Dengan 120 ribu PP, aku bisa otw jam 6 lebih dan tiba di rumah jam 7.30, kalau sekarang gimana Li?
Tapi semua berubah sejak pandemi COVID-19.
Covid tiba dan mendadak susah memilih transportasi umum, omprengan nggak berani bawa penumpang, bis rebutan karena harus jaga jarak dan akhirnya aku nekad mencoba bawa motor dari Tangerang menuju Tebet - Jakarta Selatan, ajaibnya saat itu 43 KM karena banyak WFH maka hanya butuh 50 menit saja sampai akhirnya aku mulai terbiasa membawa kendaraan sendiri dan menghindari kerumunan, aku pun mantap memilih naik motor sendiri ke kantor.Â
Dan wow... rasanya dompet seperti bernapas lega! Sekarang aku cuma perlu isi bensin Rp15.000 untuk perjalanan pulang-pergi. Hematnya bukan main.
Eits tapi otw 5 tahun nih aku udah 3x beli motor ternyata jarak tempuh 100KM per hari itu membuat motor asyik dipakai hanya dalam 2 tahun (50.000 KM) tapi tetap sih ketutup dari ongkos yang aku hemat.
Lalu, apakah uangku jadi lebih banyak sekarang?
Hmm... enggak juga. Soalnya aku alokasikan buat les musik anak-anak dan merawat wajah maklum ya jadi bikers jangan sampai gosong wajah ku hehe, dua hal yang dulu sering aku skip karena keterbatasan budget. Tapi setidaknya sekarang aku merasa lebih leluasa memilih ke mana uang itu dialirkan, bukan cuma jadi "korban ongkos".
Tips Supaya Ongkos ke Kantor Nggak Bikin Kantong Jebol :
Evaluasi moda transportasi secara berkala
Situasi berubah, jalur baru mungkin dibuka, dan kebutuhan pribadi pun berkembang. Cek lagi, apakah masih worth it naik ojek setiap hari, atau bisa diganti dengan opsi lain yang lebih efisien? Aku bisa mantap karena aku sudah mencoba semua moda transportasi jadi aku udah bisa menghitung plus minusnya.Kalkulasi total biaya + waktu tempuh
Jangan cuma lihat ongkos, tapi juga waktu dan energi yang kamu habiskan. Mungkin naik motor hemat uang, tapi bikin capek banget sampai kantor. Atau sebaliknya, transportasi umum hemat tenaga tapi boros waktu. Makanya jangan juga jadi maruk ya, selalu ingat alokasikan dana sisa buat merawat diri, aku rutin urut supaya badan tetap fitGunakan subsidi atau fasilitas kantor
Beberapa kantor menyediakan shuttle, subsidi BBM, atau kerja hybrid. Manfaatkan sebaik mungkin untuk mengurangi frekuensi perjalanan.Buat kategori pengeluaran "ongkos" di budgeting bulanan
Ini penting supaya kamu sadar: "Oh ternyata sepertiga gaji cuma habis di jalan, ya?"