Episode 4
Ungkapan Spontan dan Hukuman Pak Dosen
Selama berbulan – bulan ia menikmati mata kuliah dosen statistikanya. Ia tidak pernah lelah untuk mencuri perhatian dosen si wajah datar nan dingin tersebut. Semakin dingin dosen itu semakin pula Rahel penasaran terhadap kehidupan dosennya itu. Maka untuk mendapatkan perhatiannya, Rahel selalu berusaha untuk bersin dikelas.
”Biar bersinyya agak natural, kayakya ada sesuatu yag harus gue butuhkan”. Rahel melap debu jendela yang ada didekatya dengan tangannya yang sudah mati-matian dia ngumpulin duit kesalon untuk medicure/pedicure.
Lalu ditepuk-tepuk tepat didepan wajahnya. “Haciiiimm…” sontak, semua mata akan tertuju kepadanya.
Rahel tersenyum layu sambil menggoda teman-temannya serta merta melambaikan tangan, dan berfikir pasti si dosen akan meliriknya. Saat dia menoleh dengan pelan untuk memastikan keinginannya, ternyata si dosen hanya focus pada laptop dan bukunya.
Sambil mengehla napas,“huh sok keren” helanya dalam hati.
30 menit berlalu, jam kuliah hamper selesai 5 menit lagi, Rahel berusaha kembali.
Kali ini beda, “hoaaamz”, Rahel menguap dengan keras sambil menepuk-nepuk bibirnya tipisnya.
“Krekk…. Kreeekk…” suara gesekan kursi ramai-ramai menambah suasana canggung. Dan lagi, semua mata tertuju padanya dan lagi Rahel gak peduli.
Perlahan demi perlahan dia menaikkan pendangannya dan menoleh kearaah 25 derajat dari tempatnya,
“dosen sok keren, kali lo pasti lihat gue” bisik bangganya dalam hati.