Mohon tunggu...
Ulfa Khairina
Ulfa Khairina Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Somewhere to learn something. Explore the world by writing. Visit my homepage www.oliverial.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

We Are the World [#1 Welcome to Our Group]

26 Juni 2016   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2016   08:50 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wechat. Ya, aplikasi ini sejenis whatApps dan Line. Warnanya juga sama-sama hijau. Fiturnya saja yang lebih menarik untuk privasi, karena tidak memberi tanda apa-apa soal pesan sudah dibaca atau belum. Semua orang yang sudah melangkah ke China untuk jangka menetap baik secara permanen atau sementara tentu memiliki aplikasi ini di ponselnya. Sejenis aplikasi wajib tanpa perintah untuk tiap warga. Di sisi lain, Line juga sudah diblokir bersama beberapa sosial media lain yang banyak digunakan.

Hal yang pertama aku buka adalah membuka dan membaca obrolan di grup IJC2014. Begitu banyaknya obrolan dan kosa kata baru yang aku dapatkan Mereka tampaknya menggunakan bahasa Inggris yang sangat buku sekali. Professor Kui mengepos banyak foto tentang orientasi hari ini. Tidak ada wajahku di sana. Aku juga tidak menyesal. Tidak peduli.

Beberapa menit kemudian, banyak permintaan teman yang masuk. Umumnya mereka menambah permintaan pertemanan dari grup chat. Di hari kedua semester baru, aku sudah berkenalan dengan Salim dari Sierra Leon, Saleh dari Palestina, Amanuel dari Eritrea, dan Arshad dari Pakistan. Beberapa perempuan juga menghubungiku, tapi bukan teman sekelasku. Kupikir, kehidupan master yang aku takutkan tidak menyenangkan tidak akan seburuk yang aku bayangkan.

MINGGU PERTAMA KULIAH dimulai pada hari Senin. Tapi kelasku dimulai pada hari Selasa. Kelas dimulai jam setengah dua siang. Waktu paling tidak produktif bagi otak,setidaknya begitu menurutku. Tapi tak mengapa. Mungkin ini salah satu cara terbaik untuk beradaptasi. Kelas pertama di bawah asuhan professor Kui di gedung nomor satu. 

Gedung ini terbilang unik, seperti khas-nya kampus-kampus di China, selalu ada pahatan tokoh di halamannya. Apakah itu konfusius, Mao Ze Dong atau penderi sekolah tersebut. Di depan gedung ini ada patung konfusius yang berdiri di bawah terik panas, hujan dan segala musim. Ada taman dengan pepohonan yang tinggi di sana. Tempat para mahasiswa dan orang tua menghabiskan waktu sekedar melepas lelah. Para warga sekitar yang menari di malam musim panas. Beraneka aktivitas lainnya.

Sepertinya aku merasa memulai kelas master adalah hal terberat dalam hidupku. Aku terlambat ke kelas dan harus naik tangga sebanyak empat lantai ke ruang kuliah. Bagi sebagian orang mengatakan, empat lantai tidaklah sulit. Tangga kampus di Tiongkok cukup berbeda. Empat lantai berasa delapan lantai. Karena datu lantai dibuat dua kali naik tangga. Hajab anak muda.

Diperjalanan aku bertemu Amani, lelaki asal Eritrea yang juga datang ke kelas terlambat. Ketika membuka pintu, professor Kui sedang berbicara. Aku dan Aani duduk di saf kursi yang sama. Lalu mendengar ceramah tentang Convergent Journalistic. Oh, Tuhan.... Apa yang beliau bicarakan. Aku benar-benar tidak mengerti. 

Tak bisa kubayangkan kalau saat ini aku kuliah di Inggris. Sepertinya aku akan mati tolol di sini.

BEL ISTIRAHAT BERDERING, diikuti oleh suara wanita dengan musik mengerikan seperti di film horor 'The Ring'. Aku  duduk tidak berpindah, berasa asing dengan suasana. Harusnya aku abaikan rasa kantuk dan datang ke kelas di hari rapat lalu. Jadi aku bisa berkenalan satu sama lain. Tidak terlihat pilon seperti ini. Kutarik napas dalam-dalam.

"Hi, I am Kao from USA. Who is your name again?" Sebuah sapaan ramah perempuan berwajah Asia, tidak benar-benar seperti tionghoa, tapi sulit dijelaskan dari negara mana.

Aku tersenyum,"Olivia"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun