Dimana posisi sang pengamat materi; Apakah ia ada didalam system materi atau mesti ada diluarnya ?
Apakah kesadaran kita ada dalam system materi atau ada diluarnya ?
Ulasan berikut akan meniscayakan posisinya-sekaligus meruntuhkan pandangan materialism yang menganggap semua adalah materi-hanya ada satu substansi materi-Dan semua bergerak dalam system materi-Karena materi adalah system-satu sama lain saling bergantungan-bukan individu yang jalan sendiri sendiri seperti kesadaran dan kepribadian manusia
RUNTUHNYA MATERIALISM DI LEVEL KESADARAN PENGAMAT
Manusia adalah pengamat-penilai dan memberi makna pada materi alam-Apa peran itu bisa dimainkan andai manusia full 100 % hanya terdiri dari materi-tanpa non materi (ruhaniah) sebagaimana klaim materialist ?
Mengapa kesadaran sang pengamat materi-untuk melaksanakan fungsi pengamatan harus ada diluar system materi ?
........
Kesadaran-pikiran,bukan bagian dari sistem materi tapi hal yang diluar system yang mengamati dan memaknai system tersebut.Ini kalau digali meruntuhkan fondasi materialism.Mengapa ?
Peryantaannya ;
Mengapa manusia bisa mengamati- menyadari hingga memaknai system tersebut ?
Jawabnya adalah; Karena kesadaran manusia bukan materi dan ada di luar sistem materi.Ini adalah BUKTI KOGIC dari keberadaan non materi-bahwa kesadaran adalah hal ruhaniah-bukan material
Karena kalau pikiran kita adalah materi atau digerakkan oleh-berdasar sistem materi maka pikiran kita akan ikut larut sebagai system materi tapi tidak bisa menjadi saksi atau pengamatnya
Dalam ranah mekanika kuantumpun ada peran pengamat yang posisinya jelas berada diluar obyek yang diamati.Realitas kuantum berada dalam keadaan superposisi-belum memiliki wujud empiris yang pasti - hingga terjadi interaksi pengamatan. Dengan kata lain, tanpa keterlibatan pengamat, realitas kuantum belum "runtuh" menjadi fenomena material yang teramati secara aktual.
Bagaimana kalau sang pengamat meninggalkan pengamatannya ? Ya system itu tetap berjalan karena ia tak bergantung pengamatan kita,cuma kita tidak mengetahuinya.Hukum alam maupun hukum fisika tidak bergantung pada pikiran kita-karena pikiran kita bukan bagian dari mekanisme materi alam (otonom)
.....
Yang disebut "kebenaran-kebaikan" adalah nilai-makna yg dibuat oleh pikiran hasil pengamatan atas realitas material dan bukan suatu yang langsung atau otomatis ditunjukkan oleh system-gerak materi. Alam tidak menunjukkan ini benar-ini salah,baik atau buruk,Pikiranlah yang menilainya
Contoh; Data data yang bermain dalam system komputasi hingga system AI itu suatu yang bermain atau dimainkan oleh sistem-Atau,data data dalam AI hanya bergerak mengikuti system tapi ia tak bisa menyadari bahwa ia ada dalam system maupun-apalagi menilai system hingga memaknai system itu sendiri.Mengapa ?
Karena data data dlm dunia teknologi adalah entitas material-terbuat dari materi yang dikuantisasi-maka ia larut sepenuhnya dalam mekanisme teknologi-tanpa ada kesadaran personal
Tapi pikiran-karena ia bukan terbuat dari unsur materi-berada diluar mekanisme materi-diluar mekanisme biologis tubuh-maka ia bisa berfungsi sebagai pengamat materi-mendalaminya, menghayatinya lalu menilainya
Nah bila eksistensi materi itu bergantung sepenuhnya pada system yang menggerakkan atau menjalankannya-lalu kemana pikiran bergantung sehingga ia bisa eksist ?
Nah maka harus ada sesuatu tempat bergantungnya pikiran-non materi sehingga ia bisa otonom dari system materi,Dan dalam diri manusia tempat terikat dan bergantungnya pikiran- kesaradan pikiran itu adalah roh.
Bila materi melahirkan hukum fisika-mekanisme biologi kalau dlm tubuh manusia, maka roh memunculkan hal yang umum kenali sebagai bersifat "ruhaniah".Hal hal yg melekat atau ada dalam alam ruhani-bersifat ruhaniah adalah; pikiran,akal,nurani, perasaan, intuisi,hayalan,dlsb.
Maka manusia mengenal "diri" dan "tubuh".Diri adalah identitas yang dibentuk oleh element ruhaniah-sedang aspek tubuh dibentuk oleh element serta system materi
.......
Karena materialisme menganggap semua adalah jejaring sistem material-tak ada yang diluar materi-bahkan hingga ke level kuantum-hingga ke level pikiran pun materialist beranggapan semua ada dalam jejaring matrix sistem material
Lalu posisi sang pengamat dimana ?
"kita" atau "aku" yang mengamati-mengenali dan memaknai materi mesti diposisikan dimana ?
Sungguh naif bila menempatkan kesadaran sebagai suatu yang ada dalam atau terikat system materi
Kalau pikiran kita terikat system materi bagaimana bisa pikiran berimajinasi secara bebas bahkan menghayalkan hal hal yang sudah diluar system materi ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI