MANUSIA TANPA NILAI.
NIHILISME-SENI MENUTUPI CAHAYA KEBENARAN
Bayangkan bila kita menangkap beragam realitas di dunia ini tapi tidak mau membuat penilaian apapun bahkan anti dengan penilaian dualistik semisal benar-salah,baik-buruk,bijak-picik dlsb.Realitas hanya dilihat dan difahami sebagai rangkaian fakta dan peristiwa,sebab dan kondisi yang seolah tidak memiliki makna apapun
Ibarat orang yang nonton sandiwara,ia hanya melihat beragam realitas adegan diatas panggung sebagai "apa adanya-sebagaimana yang dilihat" tapi tidak mau mendalami makna ceritanya atau sekedar menilai mana antagonis dan protagonis.Maka ceritera sandiwara itu "nihil"-tanpa makna baginya.Sedang sang pembuat ceritera ingin menyampaikan pesan yang bernilai melalui ceritera tsb.Sama halnya dengan Tuhan-kalau dlm konsep agama- yang mendesain realitas sedemikian rupa itu supaya manusia dapat membuat penilaian dengan perangkat berpikir yang dianugerahkan kepadanya.Maka, semua bentuk filosofi-pemikiran yang mengarah pada pembunuhan karakter nilai makna dibalik realitas sudah pasti akan kontra utamanya dengan agama wahyu-yang sangat mengkonsep nilai makna
Maka (bila menolak prinsip nilai nilai dualistik) pertanyaan pertama adalah; Lalu apa fungsi dari akal pikiran yang membedakan secara tegas manusia dengan binatang ?
Karena selama ini dengan akal dan budi nya manusia  bisa menilai sesuatu sebagai benar atau salah,baik atau buruk,dlsb.-yang lalu membuat manusia mengenal konsep konsep universal semisal kebenaran,etika,moral-Semua konsep fundamental tsb hanya bisa berdiri diatas nilai nilai dualistik yang difahami bersifat mutlak dan pasti adanya.Kebenaran tak bisa berdiri diatas landasan prinsip nihilisme-absurdisme seperti cerita sandiwara tak bisa dimainkan tanpa plot ceritera yg sesuai misi sang pembuat skenario
Dan,Karakter dari agama wahyu adalah ajaran dengan penilaian yang tegas terhadap persoalan benar-salah, baik-buruk-karena ini menyangkut dengan diberikannya akal serta nurani pada manusia
.....
Apakah ada orang orang dengan filosofi cara pandang seperti diatas ?
Jawabnya; Ada-bahkan eksist secara nyata
Bahkan mereka dengan sengaja mendesain argument pemikiran tersendiri untuk menegaskan filosofinya-dan menjadikannya nyaris sebagai "agama" atau pedoman hidup
Pertama mereka menolak adanya nilai "mutlak" atau "hakiki" dengan alasan bahwa semua yang ada dan terjadi berdiri diatas relatifitas-semua adalah proses yang sedang berubah dan terus mengalami perubahan-Tak boleh ada yang ditetapkan sebagai nilai mutlak dan pasti