Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pikiran,Sang pengamat materi

9 Oktober 2025   12:37 Diperbarui: 9 Oktober 2025   12:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PIKIRAN-SANG PENGAMAT MATERI YANG BUKAN MATERI

Mata adalah komponen indera yang bersifat materi. Dengan mata kita melihat dunia luar, namun yang memikirkan, menghayati, atau memaknai apa yang dilihat itu bukanlah mata-Ia adalah pikiran, perasaan, atau jiwa-sesuatu yang substansinya melampaui batas fisik dari organ mata itu sendiri-sesuatu yang substansinya diluar mata

Begitu pula otak. Otak hanyalah wujud materi, sama seperti mata. Bayangkan bila otak tidak disertai pikiran di baliknya- maka otak hanyalah gumpalan jaringan biologis tanpa makna.Bayangkan otak orang gila atau otak orang yang pikirannya kosong-hampa-tak punya semangat hidup, Atau bayangkan otak yang utuh dan sehat tapi pikirannya bodoh

Pikiran bisa menyadari apa yang sedang berseliweran dalam isi kepala karena ia bukan bagian internal dari materi otak itu sendiri. Pikiran memakai otak sebagai sarana untuk menampakkan dirinya di dunia sadar biologis.

Ibarat komputer-atau AI,semua yang bermain didalamnya adalah system material yang di konsep manusia,Tapi yang menyadari semua itu sebagai system adalah suatu yang diluar system itu sendiri yaitu pikiran manusia.Pikiran kita bisa menyadari suatu system karena bukan bagian dari system

Kita menyadari bahwa kita memiliki tubuh, otak, dan indera-karena "kita" bukanlah bagian dari semua itu. Perlu sesuatu yang berada di luar mata untuk mengenali mata dan apa yang dilihatnya; perlu sesuatu yang berada di luar otak untuk mengenali otak dan pikiran yang bekerja di dalamnya.

Ada saat di mana jiwa dan pikiran tidak lagi menggunakan sarana sadar biologis otak untuk menampakkan diri: saat tidur atau dalam kondisi koma. Ketika tidur, jiwa hadir lewat mimpi; bahkan dalam koma, seseorang bisa mengalami pengalaman mistis yang tak melibatkan kesadaran otak. Dalam keadaan sadar biologis, jiwa dan tubuh bekerja secara harmoni-saling melengkapi agar pengalaman kesadaran seperti berpikir serta berperilaku bisa terjadi.

Secara lebih mendasar, tubuh memerlukan jiwa untuk mengenali dirinya sendiri. Tanpa kehadiran jiwa atau pikiran yang bukan bagian dari materi, manusia tidak akan memiliki kesadaran akan tubuhnya

Secara universal, realitas alam semesta pun tersusun dari pasangan yang saling melengkapi: materi dan non-materi. Materi membentuk wujud lahiriah, sedangkan pikiran membentuk esensinya-memberi makna atas keberadaannya.Kita bisa mendalami makna alam semesta karena kita bukan bagian dari material alam semesta

Karena itu, sesuatu yang menyadari keberadaan materi hingga memahami fungsinya, haruslah entitas yang berada di luar materi itu sendiri. Pikiran dapat menyelidiki otak, menggambarnya, membaginya dalam bagan-bagan ilmiah-karena pikiran tidak identik dengan otak-diluar substansi materi otak. Bila pikiran hanyalah produk materi, ia tak akan bisa berdiri sebagai pengamat atas materi itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun