Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dua realitas ; Keterbatasan-kemaha tak terbatasan

21 September 2025   06:25 Diperbarui: 21 September 2025   06:25 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Adobe stock


ALAM SEMESTA YANG TERBATAS, DAN DI LUAR ALAM: KEMAHA TAK TERBATASAN

Artikel ini mengkritisi pandangan yang menganggap seluruh realitas identik dengan alam semesta-seakan-akan tidak ada realitas lain di luar alam semesta. Pandangan seperti itu reduksionis, sebab menutup ruang bagi pemahaman bahwa ada sesuatu yang lebih besar, lebih mendasar, dan lebih tak terbatas dibanding alam.

Alam semesta, menurut sains maupun agama, bukanlah sesuatu yang kekal tanpa batas.Ia muncul dari ketiadaan, ada dalam ruang dan waktu, serta bergerak dalam hukum-hukum fisika tertentu.

Dengan demikian, secara logika, realitas besar dapat dibagi dalam dua dimensi:

1. Alam semesta-realitas keterbatasan, berupa materi-ruang-waktu yang tunduk pada hukum fisika.

2. Di luar alam semesta-realitas kemaha tak terbatasan, non-materi, tak berbatas, dan tak tunduk pada ruang-waktu.

......

ALAM SEMESTA : YANG TERBATAS

Jika alam semesta adalah ciptaan, maka secara logis ia pernah belum ada. Rumusan ini sejalan dengan deskripsi kitab suci, sekaligus berkesesuaian dengan teori kosmologi modern seperti Big Bang.

Teori ini menyatakan bahwa alam semesta dahulu berada dalam keadaan yang amat kecil, padat, dan panas, lalu meluas. Jika ditarik mundur ke titik awal, maka kita sampai pada singularitas-titik tanpa dimensi. Dalam bahasa sains, keadaan itu disebut "kekosongan" atau "ketiadaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun