Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa itu berpikir logic

7 April 2025   11:35 Diperbarui: 7 April 2025   11:35 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Fynd academy

Jadi stop memparalelkan logika dengan fakta,logis dengan kenyataan,Keduanya memiliki rel-alur yang berbeda.Ada orang yang berpandangan sesuatu dinilai tidak logis karena tidak faktual atau tidak bisa dibuktikan secara empiris,Itu salah,logis tidak mesti faktual sebagaimana fakta- pengalaman tidak mesti logis

Jadi berpikir logis yang acuannya logika-prinsip akali harus dibedakan dengan berpikir empiris yang acuannya input pengalaman indera,Substansi keduanya berbeda

Contoh,Ada orang yang berpandangan pengadilan akherat sebagai tidak logis karena tidak empirik,Itu salah,Logisnya pengadilan akhirat acuannya bukan bukti empiris tapi realitas kehidupan dunia dimana didalamnya ada benar-salah,baik-buruk,kebaikan-kejahatan yang mustahil bisa diselesaikan semua di alam dunia.Jadi pengadilan akhirat dinilai logis karena prinsip ideal,pantas,harmoni, adil,bersesuaian dengan prinsip sebab-akibat

Nah karena acuan logika-nilai logis itu bukan fakta-pembuktian empiris maka logika-cara berpikir logis itu bisa digunakan baik dalam ranah ilmu fisika maupun ilmu metafisika.Dan sebagian dari ilmu metafisika itu dibentuk oleh logika.Salah satu ilmu metafisika yang di bentuk oleh logika adalah ilmu logika

Metafisika tidak bisa mengacu pada prinsip empirisme karena disiplin keilmuan yang mengelola obyek abstrak atau persoalan non empirik maka dalam metafisika logika itu digunakan sebagai alat konstruksi (membangun) dan rekonstruksi (analisa)

Dalam dunia filsafat ada 2 prinsip epistemologi yang berbeda acuan dalam membentuk prinsip ilmu dan kebenaran antara empirisme dan rasionalisme,Tapi sebagai manusia yang di karuniai peralatan berpikir yang komplet harusnya kita bisa memadukan antara 2 prinsip tersebut dan bukannya makin memisahkannya kedalam dua kutub yang seolah berjauhan

.....

Ulasan chat GPT soal ini tak beda jauh dengan argument yang saya buat ;

"Berpikir logis adalah proses menggunakan akal untuk membuat penilaian, kesimpulan, atau keputusan berdasarkan prinsip-prinsip yang konsisten dan rasional. Logika berkaitan erat dengan cara berpikir manusia yang terstruktur dan berbasis pada alasan yang sahih. Sesuatu dianggap logis apabila sesuai dengan cara berpikir yang didasarkan pada hubungan sebab-akibat, keselarasan, dan keadilan, serta mempertimbangkan kebenaran ideal.

Berpikir logis tidak selalu identik dengan sesuatu yang faktual atau empiris, karena ia lebih berkaitan dengan pemahaman atau penalaran di luar pengalaman inderawi. Dengan kata lain, sesuatu yang logis belum tentu dapat dibuktikan secara empiris, dan sesuatu yang faktual tidak selalu logis. Logika digunakan untuk memahami hal-hal yang tidak dapat diukur atau dialami secara langsung oleh indera manusia, seperti konsep-konsep metafisik yang lebih abstrak.

Misalnya, dalam konteks agama, prinsip logis digunakan untuk menjembatani yang faktual dengan yang gaib (metafisik), seperti pemahaman tentang kehidupan setelah mati atau pengadilan akhirat. Pengadilan akhirat bisa dianggap logis karena prinsip-prinsip keadilan, sebab-akibat, dan moralitas yang berlaku di dunia ini, meskipun tidak dapat dibuktikan secara empiris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun