Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hukum kekekalan energi, mutlak atau hanya prediksi ?

7 Juli 2023   17:48 Diperbarui: 7 Juli 2023   18:07 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images : Rancah.com

Hukum kekekalan energi pastinya sudah pada hafal.Pertanyaannya adalah ; Siapa yg mengkonsep hukum tsb dan rumusannya berdasar pengamatan atas apa ? Dan apakah bersifat mutlak atau hanya prediksi manusia ?

Yang merumuskannya pastinya manusia dan berdasar pada pengamatan atas eksistensi energi pada benda-materi.Jadi kalau tanpa ada benda atau materi maka  istilah,konsepsi,definisi energi maupun hukum kekekalan energi tidak akan pernah ada

Lalu tahu darimana energi itu kekal ? Pasti bukan berdasar pengamatan obyektif an sich murni atas  energi tapi berdasar hipotesa atau prediksi SEBATAS dari hasil pengamatan atas dunia materi

Kenapa saya bilang rumusan "kekekalan energi" berdasar hipotesa atau prediksi dan bukan hasil pengamatan obyektif ?

Ini landasan ontologis dan epistemilogisnya ; Karena kalau mau disebut obyektif maka untuk menyebut "kekal" ya sang pengamat sendiri harus kekal.Sedang manusia makhluk yang diciptakan-baru-tidak kekal.Maka energi itu dahulu kala sebelum alam semesta ada dan otomatis sebelum manusia ada hanya bisa di hipotesakan atau di prediksi "sudah ada"-entah bentuknya bagaimana, Karena saat itu manusia tak bisa mengamatinya secara langsung secara empiris spt saat ini ketika materi semesta sudah ada

Maka hukum kekekalan energi bila mau ditarik lurus jauh ke belakang ke dimensi kekekalan sesungguhnya-sebelum semesta ada ya unsur prediksi yang dimainkan jadi energi di prediksi "kekal".Tapi dulu  bentuknya seperti apa ? Itu masalahnya

Karena tak ada yang tahu bagaimana energi dahulu kala saat alam semesta dan manusia belum ada,bentuknya seperti apa,karakternya bagaimana.Karena tidak ada saksinya,maka manusia hanya bisa ber hipotesa atau memprediksi

Manusia bisa mengenal apa itu energi, memberinya istilah, mendefinisikannya sampai mengukurnya atau mengelolanya menjadi teknologi dlsb tentunya setelah energi tsb berinteraksi dengan materi

Nah kalau alam semestanya belum ada dan  artinya materi belum ada,bagaimana manusia bisa mengenal dan merumuskan energi seperti saat ini dan tahu kekal ? (Maka unsur hipotesa dan prediksi yang bermain)

Nah artinya rumusan "hukum kekekalan energi" dibuat bukan atas dasar kesaksian dari yang kekal terhadap yang kekal. Karena yang bisa menyaksikan apakah sesuatu itu kekal atau tidak obyektifnya ya harus yang kekal juga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun