Pertanyaan penting yang hadir disini adalah ; apakah realitas sebagaimana yang publik awam fahami telah runtuh berantakan dan berubah menjadi semacam ilusi sebab ada rumusan Einstein dan para fisikawan quantum tentang realitas tersebut ?
Disinilah titik temu atau titik singgung antara pandangan Einstein vs pandangan umum karena pandangan umum tetap memilah antara kenyataan dengan ilusi sebagai mana diwakili oleh definisi serta penjelasan dalam kamus
Lalu dimana pandangan agama Ilahi berdiri diantara dua pandangan paradoks ini,apakah deskripsi agama tentang realitas juga ikut runtuh oleh pernyataan Einstein dkk ?
Nah menyikapi adanya benturan pandangan antara pandangan umum vs pandangan Einstein itulah saya coba membuat antitesis atas pandangan Einstein tersebut
Dasar dari antitesis saya atas realitas versi Einstein pertama adalah "memahami realitas secara menyeluruh".artinya kita tak harus terjebak atau dijebak,terpaku atau "dipaku" kepada HANYA SATU persepsi tentang realitas yaitu realitas versi sudut pandang quantum yang dipakai Einstein
Sebab bila hanya itu yang dipakai maka persepsi kita terhadap realitas bisa absurd seolah apapun yang nampak secara kasat mata mutlak harus dipandang sebagai ilusi dan itu juga dapat menimbulkan kerancuan makna atau kerancuan definisi tersendiri
Kedua,sebab itu untuk agar tidak menimbulkan kerancuan definitif maka mau tak mau kita harus kembali memilah antara kenyataan dengan ilusi kepada dua kutub yang terpisah jauh sebagai dua definisi yang saling berlawanan.kenyataan adalah kenyataan dan ilusi adalah ilusi.menyebut kenyataan sebagai ilusi dan konsekuensinya harus pula menyebut ilusi sebagai kenyataan membuat batas polarisasi antara kenyataan dan ilusi menjadi tidak lagi jelas
Ketiga,untuk menyelesaikan masalah ini dengan penyelesaian yang bersifat hakiki maka kita harus mengacukannya pada sang pencipta kenyataan alami yaitu Tuhan.tentu dengan mendalami pandangan agama tentang apa itu realitas hakiki.karena yang harus kita fahami adalah narasi narasi teks suci atau konsepsi Ilahiah tentu tidak berdiri atau dibangun diatas ilusi ilusi karena dalam ilusi ilusi tidak ada hal yang bersifat baku dan permanen.sedang konsepsi Ilahi mutlak harus berpijak diatas hal hal yang bersifat hakiki-permanen yang tidak bisa diubah oleh apapun dan siapapun
Ke empat adalah kita harus mendalami makna realitas versi pandangan quantum itu sendiri. apakah fenomena yang ditangkap para ilmuwan di dunia quantum mereka pandang sebagai "bukan realitas" ?
........................
Pertama,secara definitif kita tetap harus membedakan antara kenyataan dengan ilusi agar tidak terjadi kerancuan seolah kenyataan boleh disebut sebagai ilusi sehingga apa itu ilusi,apakah juga harus disebut sebagai kenyataan,..tentu saja tidak bisa.apapun tafsir atas pernyataan Einstein tentang kenyataan maka di ruang publik-di ranah ilmu pengetahuan maka kenyataan dengan ilusi tetap harus dibedakan karena keduanya memiliki hakikat atau substansi yang berbeda sehingga secara definitif harus didefinisikan berbeda
Karena sebagaimana tercantum dalam kamus yang menyebutkan bahwa ilusi adalah antonim atau kebalikan dari kenyataan sehingga memparalelkan keduanya sebagai sama akan melanggar definisi umum yang telah di tegaskan melalui kamus