Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mari Kita Membongkar Dogma Agama!

19 Februari 2019   09:48 Diperbarui: 2 Juli 2021   09:00 1467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imahes : The Journey

Banyak yang berpendapat bahwa dogma adalah sebuah konsep yang tertutup dalam arti tidak bisa di ilmiahkan, termasuk utamanya adalah pandangan terhadap dogma agama. Tetapi pendapat itu sebenarnya tidak selalu benar. pandangan miring terhadap dogma itu sendiri yang terkadang membuat dogma menjadi nampak tertutup.dengan kata lain,pandangan seseorang terhadap dogma sering di dahului oleh prasangka buruk terlebih dahulu dan karenanya muncul keengganan untuk menganalisisnya

Padahal dogma itu ibarat kiriman barang built up dari luar negeri yang kadang orang hanya tinggal memakainya tanpa tahu bagaimana dalamnya atau bagaimana benda tersebut dibuat,atau bagaimana mekanisme-teknologi yang menggerakkan benda teknologi tersebut. sehingga bila ingin mengetahui benda teknologi itu secara seutuhnya maka kita harus membongkar serta mempreteli element yang membentuk benda teknologi tersebut

Pelajaran agama saat waktu kita kecil memang kita terima sebagai dogma yang di indoktrinasikan,tetapi dogma yang tertanam sejak masa kecil itu bukan harus dibeku kan serta di abadikan dalam alam fikiran kita tetapi harus di cairkan. dengan cara bagaimana dogma itu harus kita cairkan  ? Tentu dengan jalan membongkarnya-menganalisisnya atau memikirkannya secara mendalam-konstruktif serta menyeluruh.pada waktu kecil kita tak bisa melakukannya karena kemampuan berfikir kita masih terbatas tetapi setelah dewasa kita tak boleh membiarkan dogma itu tetap sebagai dogma tetapi harus di rekonstruksi agar mewujud menjadi ilmu pengetahuan

Bila dogma telah di fikirkan secara konstruktif-mendalam serta menyeluruh maka hanya akan ada dua kemungkinan yang akan terjadi; pertama ; dogma itu salah dan kedua; dogma itu benar

Baca juga: Dogma yang Telah Sirna

Bagaimana cara merekonstruksi dogma ? Pada dasarnya tentu bukan suatu yang sulit melakukannya sebab secara alami manusia sudah diberi peralatan untuk itu yaitu; dunia indera-akal-hati (nurani).dunia indera untuk menangkap realitas lahiriah, akal untuk meng abstraksikan apa yang ditangkap dunia indera itu kedalam konsep konsep rasional dan lalu hati untuk menangkap essensi-substansi-hakikat-intisari dari semua yang ditangkap dunia indera dan akal untuk lalu di muarakan pada keyakinan-termasuk keyakinan iman

Dimana ciri dari dogma yang benar adalah ia akan cocok-klop-bersesuaian dengan pemahaman hati nurani dan akal sehat,sedang dogma yang salah sulit masuk kedalam pemahaman hati nurani serta akal fikiran

Berkali kali Tuhan menyerukan dalam kitab suci agar manusia berfikir-berfikir-berfikir dan artinya tidak menelan mentah mentah begitu saja apa yang di firmankan Tuhan melainkan mesti di fikirkan secara mendalam.manusia itu sendiri yang menyebut firman Tuhan sebagai 'dogma',padahal Tuhan sendiri tidak menyebutnya demikian.Tuhan tidak bersabda misal 'firmanKu adalah dogma'

Pandangan dogmatik terhadap agama bisa di awali oleh pandangan yang salah, misal beranggapan bahwa kebenaran agama adalah suatu yang tidak boleh dipertanyakan,padahal itu salah besar ! Anggapan atau tuduhan itu sering di lontarkan oleh kaum yang tak beriman.karena pantas kalau mereka selalu ber pandangan demikian karena pada dasarnya mereka tak mau menghayati serta mendalami apa yang tertulis dalam kitab suci.padahal dalam kitab suci itu sendiri ada tantangan dari Tuhan terhadap akal fikiran,tiada lain untuk agar digunakan secara optimal bukan saja untuk mengelola hal fisik-empirik tetapi juga hal metafisis-non empirik.pandangan bahwa akal-nalar itu suatu yang paralel dengan empirisme-pembuktian empirik itu adalah dogma ilmiah sesat yang membuat manusia sulit membedah hal metafisis seperti agama sehingga konsekuensinya agama selalu nampak seperti 'dogma'.jadi upaya membedah dogma itu harus di awali dari cara pandang yang benar terlebih dahulu terhadap makna serta fungsi 'akal'

Tetapi memang kelemahan atheis-orang tak beriman diantaranya adalah penggunaan akal mereka sangat terbatas karena terkendala oleh prinsip prinsip cara pandang-ideologi materialisme dimana dengan itu pada dasarnya mereka menolak percaya terhadap adanya hal hal gaib.padahal realitas itu mustahil keseluruhannya tertangkap oleh dunia indera manusia yang terbatas sehingga adanya realitas gaib adalah sebuah keniscayaan.dan karena adanya faktor keterbatasan inderawi itu pula maka dalam dunia manusia ada wilayah 'keyakinan-kepercayaan'.dimana dari fakta-realitas keterbatasan inderawi itu kita bisa fahami bila akal lalu berfungsi menutupi kelemahan dunia panca indera.

Akal diciptakan Tuhan sebagai alat berfikir universal-menyeluruh bukan saja untuk menelusur dunia materi tetapi juga untuk menelusur hal hal yang bersifat non materi-metafisik termasuk hingga ke wilayah gaib ! Filosofi demikian tidak dimiliki oleh kaum materialist yang melekatkan akalnya hanya dengan hal hal empirik-material

Salah seorang failosof yang menyerukan penggunaan akal yang terbatas yang dibatasi oleh prinsip prinsip materialisme adalah Immanuel kant.sebab itu dengan metode Kant manusia sulit untuk merekonstruksi agama atau membongkar dogma dogma agama

Dengan 'akal universal'-'akal menyeluruh' yang tidak terpenjara oleh filosofi-cara pandang materialisme itulah kita merekonstruksi secara total dogma dogma agama sehingga bisa berubah menjadi ilmu pengetahuan yang mencair. dan makna 'mencair' artinya dapat difahami hati nurani serta akal fikiran dan dapat di implementasikan sebagai petunjuk jalan kehidupan sehari hari

Dalam dunia agama ada yang disebut ilmu tafsir-ilmu teologi-ilmu hikmat-ilmu logika (konsep rasionalitas) dlsb.sebagai bentuk pengejawantahan dari perintah Tuhan untuk membongkar dogma dogma agar ia tidak dibeku kan dalam alam fikiran

Sebab ada juga orang yang lebih memahami agama sebagai konsep ajaran moral dan ritual, padahal dalam agama Ilahi konsep moral-akhlak-etika hingga konsep ritual nya semua itu adalah ibarat kulit luar atau permukaan dari agama sedang essensi-intisari-hal mendasar dari agama (Ilahiah,yang dibawa para nabi) adalah konsep kebenaran versi Ilahi tentu nya yang mana hanya dapat difahami dengan jalan berfikir-tidak bisa dihayati kalau pemahaman nya masih dogmatik

Tetapi orang luar agama menilai agama sering hanya dari permukaan,mereka tak mau mendalami ilmu tafsir-ilmu teologi-ilmu hikmat-ilmu logika dlsb.dan lantas menstigma kan agama sebagai 'hanya dogma'.ya pantes saja akan nampak berbentuk sebagai dogma bila ia tidak didalami atau difikirkan secara mendalam

Konsep alam akhirat sebagai contoh dogma yang di rekonstruksi

Pada waktu kita kecil orang tua-guru mengaji kita mengajarkan konsep 'akhirat' sebagai dogma agama yang di indoktrinasikan kedalam akam fikiran kita,dan saat itu kita seolah dipaksa untuk menerimanya sebagai keyakinan.tetapi apakah sampai dewasa kita harus merasa seolah dipaksa meyakininya sebagai prasyarat iman ? Bukankah cukup menyiksa batin apabila meyakini sesuatu secara terpaksa ? Tidak bolehkah mempertanyakan kebenaran konsep alam akhirat ?

Nah sekarang saya tak akan memaksakan ilmu pengetahuan tentang akhirat itu pada anda takut anda pun merasa terpaksa meyakininya.saya hanya akan menceriterakan pengalaman hidup saya terkait konsep akhirat yang didalamnya ada pengadilan Tuhan serta konsep balasan itu

Setelah saya dewasa dan berinteraksi dengan beragam realitas kehidupan maka saya melihat dan merasakan sendiri bahwa dalam realitas kehidupan ternyata ada benar dan ada salah persis seperti 'di dogmakan' dulu semasa saya kecil. dan manusia ternyata tidak sama,ada yang berbuat benar dan ada yang berbuat salah,tapi kadang orang yang berbuat benar itu tak selalu beruntung dalam kehidupan duniawinya dan yang berbuat salah justru sering memperoleh keuntungan duniawi,lalu saya meng idealkan adanya alam dimana disana keadilan ditegakkan dimana kebenaran dihargai dan semua kesalahan di balaskan sehingga semua yang berbuat salah menyesali semua dosa dosa nya.

Baca juga: Merdeka dari Dogma

Kemudian saya pun menemukan banyak terjadi kejahatan baik besar maupun kecil, yang besar misal pembantaian manusia oleh Fir'aun,Hitler, tentara Serbia,rezim Myanmar serta yang dilakukan oleh individu individu dalam masyarakat sebagaimana yang tiap hari diberitakan media.dan melihat fakta demikian kadang lalu timbul rasa sakit hati saya karena sang pelaku kadang tak berhasil ditemukan atau hukuman yang mereka terima tidak setimpal atau orang yang bersangkutan tidak bisa tersentuh hukum karena memiliki kekuatan politik.sehingga saya meng idealkan adanya alsa dimana seluruh kejahatan manusia dapat terbalaskan secara sempurna

Lalu irrasionalitas andai yang ada adalah hanya alam dunia-alam kesementaraan dan tak ada alam ke abadian maka untuk apa atau apa makna manusia diciptakan kalau lalu untuk dilenyapkan kembali kepada ketiadaan ? Ibarat cape cape menulis lalu hanya untuk di bakar-tidak di (abadikan menjadi artikel misal.Lalu saya meng idealkan adanya alam dimana disana manusia sebagai karya cipta Ilahi di abadikan dengan segala memorynya selama hidup di dunia masih tetap melekat

Nah berbagai pengalaman pribadi yang lalu terkait dengan konsep alam akhirat termasuk didalamnya konsep balasan itu membuat saya faham mengapa alam akhirat dengan konsep balasan yang sempurna itu harus ada ! Sehingga bagi saya konsep alam akhirat itu bukan lagi sebuah dogma tetapi telah menjadi sebuah ilmu pengetahuan rasional atau menurut rasio saya merupakan realitas yang harus ada ! Atau secara logika keberadaannya merupakan suatu yang dapat difahami oleh logika akal sehat karena bila tidak ada alam akhirat maka kehidupan justru akan menjadi irrasional dalam artian akan menjadi ganjil juga tidak adil !

Persoalan Dogma dan keyakinan

Keyakinan yang benar-yang berkualitas-yang hakiki adalah keyakinan yang dibangun oleh jaringan atau konstruksi  ilmu pengetahuan.kita yakin sesuatu karena sesuatu itu telah kita fahami apa-bagaimana nya.ibarat sebuah gedung besar yang bertumpu pada konstruksi besi beton yang kuat maka demikian pula keyakinan yang bertumpu pada konstruksi ilmu pengetahuan akan menjelma menjadi keyakinan yang kuat.walau sebagian ilmu pengetahuan itu kita peroleh dari pengalaman langsung-bukan melalui studi

Keyakinan yang memiliki konstruksi ilmu pengetahuan tidak akan takut-gentar atau terguncang oleh proposisi proposisi atau pemikiran pemikiran yang berasal dari alam fikiran orang tak beriman-atheistik.orang beriman yang imannya berlandaskan pada ilmu pengetahuan tidak akan gemetar atau apalagi terguncang kala berhadapan misal dengan buku buku yang dikarang saintis-pemikir-failisof atheistik sebab ia akan memiliki argumentasi ilmiah untuk menghadapinya

Sebaliknya keyakinan yang lemah-yang rentan terhadap guncangan adalah 'keyakinan dogmatik' atau keyakinan yang hanya bertumpu pada dogma.ia memegang dogma erat erat tanpa tahu bagaimana konstruksi ilmu pengetahuan yang membangunnya.orang dengan keyakinan seperti ini adalah orang yang biasanya berpandangan bahwa kebenaran agama itu adalah suatu yang tak boleh dipertanyakan.dan resiko dari berpegang pada keyakinan dogmatik adalah ia akan rentan kala berhadapan dengan lawan atau orang yang pandangannya berbeda atau berlawanan

Orang orang yang pandangannya terhadap agama masih cenderung dogmatik misal juga orang yang berpendapat bahwa agama hanya wilayah privat-tak boleh dibawa ke wilayah publik-tak boleh dibawa ke ranah politik atau yang berpandangan bahwa agama adalah hanya untuk urusan akhirat.padahal bila dogma agama kita bongkar maka kita akan tahu rahasia bahwa agama itu ternyata bersifat universal-bersifat menyeluruh,menjangkau berbagai segi kehidupan yang dapat dimasuki manusia.hanya manusia yang membatasi diri dan fikirannya sendiri terhadap agama,diantaranya adalah karena bila menerima secara menyeluruh maka hal itu berbenturan dengan kepentingan duniawi nya.nah yang tidak mau melihat atau menerima secara menyeluruh itu adalah orang yang sering membenarkan pandangan bahwa 'agama adalah dogma':'

Peralatan membongkar dogma

Bagaimana cara membongkar dogma ? Analoginya,bila kita hendak menerima benda elektronik built up dari luar negeri maka kita tak bisa membongkarnya dengan memakai palu-gergaji-golok dlsb. melainkan kita harus siap dengan perkakas yang tepat sebagai peralatan untuk membongkarnya.

Nah peralatan utama untuk membongkar dogma adalah peralatan berfikir yang ada dalam diri manusia itu sendiri yaitu mulai dari dunia inderawi-akal serta hati nurani.tetapi itu semua ternyata belum cukup,kita harus menggunakan peralatan ilmiah-metodologi-konsep ilmu pengetahuan yang ada yang telah dikenal manusia,misal konsep ilmu empirik-ilmu logika-ilmu hakikat-ilmu hikmat tiada lain agar kelak dihasilkan ilmu pengetahuan yang konstruktif-menyatu padu-tidak acak.kita akan bisa memilah misal mana yang masuk wilayah ilmu empirik,mana yang masuk wilayah ilmu logika,mana yang masuk wilayah ilmu hakekat dan mana yang masuk wilayah ilmu hikmat.dengan menggunakan beragam konsep ilmu pengetahuan itu maka kita bisa mengenal ilmu pengetahuan terkait agama secara konstruktif-terstruktur dan bersifat hierarkis.

Sedang apabila tidak menggunakan konsep-metodologi ilmu pengetahuan tertentu maka hasilnya akan acak acakan-berserakan tanpa tersusun menjadi bentuk bangun ilmu pengetahuan yang terstruktur.dan kebanyakan publik umum memang cenderung memahami agama lebih dengan secara acak.tetapi dalam kompasiana saya telah mengajarkan bagaimana memahami kebenaran Illahiah secara terstruktur hierarkis,silahkan di cari pada artikel artikel dibelakang

Dan ingat bahwa banyak yang merekonstruksi dogma agama tetapi dengan menggunakan peralatan yang salah,misal dengan memakai kacamata serta metodologi materialisme-empirisme atau memakai metodologi Kantianisme atau memakai cara pandang Karen armstrong dan banyak lagi. ya itu ibarat membongkar barang elektronik dengan menggunakan palu-golok,ya tentu agama tidak akan ter deskripsikan secara benar

Demikian pula bila ingin merekonstruksi dogma agama maka kondisi jiwa harus dalam kondisi bersih-alamiah,harus dibersihkan dari pengaruh isme isme atau ideologi tertentu yang prinsip dasarnya berlawanan dengan konsep Ilahiah.kalau merekonstruksi dogma dengan alam fikiran yang masih memakai kacamata ideologi materialisme misal,ya bagaimana bisa agama di deskripsikan secara benar-konstruktif

Baca juga: Penyakit Sosial Paling Berbahaya Itu Namanya Dogmatisme

Intisari kesimpulan

Agama akan selalu nampak sebagai 'dogma' selama ia belum kita gali-dalami-analisis-tafsirkan-rekonstruksi-ilmiahkan,sebagaimana firman yang menjadi perintah Tuhan.dengan kata lain,bukan Tuhan tetapi manusialah yang men dogma kan agama karena mereka tidak mau mendalaminya

Nah ketika dogma itu sudah di bongkar dan lalu difahami kebenarannya,sudah difahami oleh hati nurani dan akal fikiran kita maka agama bukan lagi dogma tetapi telah berubah menjadi konsep ilmu pengetahuan

Tetapi sekali lagi,bagi orang luar agama-tak beriman maka agama akan selalu nampak sebagai dogma karena pada dasarnya ia tak pernah mau mendalaminya maka sampai kapanpun baginya agama akan tetap nampak seperti dogma

Sesuatu bukan lagi 'dogma' apabila ia telah bisa di ilmiahkan atau telah bisa masuk pemahaman hati dan akal sehat

Ada banyak agama dalam sejarah kehidupan manusia dan salah satu cara terbaik untuk membongkar rahasia apakah sebuah agama itu berdasar ilmu pengetahuan-sesuai prinsip akal sehat atau tidak adalah dengan cara membongkar dogma yang ada didalamnya,bila bisa di ilmiahkan-sesuai akal sehat maka berarti itu agama yang benar-sesungguhnya. sedang ciri agama mitos yang dibentuk oleh mitos  mitos semata itu adalah yang hanya dibungkus oleh dogma yang tak bisa di ilmiahkan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun