Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Merdeka dari Dogma

19 Agustus 2020   00:38 Diperbarui: 19 Agustus 2020   00:39 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pemikir bebas adalah bentuk kemerdekaan hakiki. Bersama imajinasi kau akan terbang setinggi bintang di langit dan seluas samudera lautan. Krisis identitas merupakan masalah universal manusia 2020. Rahim 2020 telah mengasingkan manusia dari dirinya, sesama, lingkungan dan alamnya. Manusia kehilangan jati dirinya di tengah badai rahim 2020.

Rahim 2020 telah menghadirkan beragam dogma bagi manusia. Salah satu dogma kelahiran rahim 2020 adalah spekulasi. Ribuan orang berspekulasi akan masa depan bangsa Indonesia. Dari yang muda sampai yang tua saling berspekulasi akan kondisi kehidupan bangsa Indonesia. Namun, mereka melupakan masa depannya. Akibatnya, krisis identitas melanda seantero rakyat Indonesia.

Kemarin saya berdialog dengan salah seorang perantau yang berasal dari Pulau borneo Kalimantan. Profesinya adalah seorang pemikir bebas. Tentu, sebagian dari kita pasti belum tahu, apa itu profesi pemikir bebas? Istilah pemikir bebas adalah identitas para filsuf dalam mencari arti segala apa yang ada di semesta. Para filsuf menamai diri mereka sebagai pemikir bebas. Karena mereka tak pernah puas dengan ilmu pengetahuan. Walaupun ilmu pengetahuan itu sudah ada bukti empiriknya.

Inti dari percakapan kami adalah membebaskan diri dari dogma. Sebab dalam dogma kami tak pernah merasakan kemerdekaan secara emosional, fisik dan finansial. Justru dalam dogma, kami merasa kehilangan jati diri kami yang absolut. Kami merasa ada yang hilang, ketika kehidupan kami selalu didasarkan pada dogma. Kebebasan kami dikekang dalam melakukan sesuatu. Akibatnya, kami hanya mengikuti arus kehidupan. Ke mana angin bertiup, kami pun mengikutinya. Inilah krisis identitas kami generasi muda yang memiliki jiwa fleksibel. Kehidupan yang monoton hanya menimbulkan masalah psikologis dalam kehidupan kami. Sebab jiwa muda kami tak bebas dalam berekspresi. 

Salah satu jalan yang kami pilih adalah menjadi pemikir bebas. Karena bersama imajinasi, kami akan terbang setinggi bintang di langit dan seluas samudera lautan dalam mengejar impian kami secara bebas bertanggung jawab demi kemajuan bangsa. Bersama imajinasi dalam lingkaran pemikir bebas, kami bisa menaklukkan penjara rahim 2020 dengan passion, semangat dan kerja cerdas kami dalam meruntuhkan labirin dogma. Inilah resolusi untuk pembebasan krisis identitas bagi generasi muda 2020.

"Jadilah pemikir bebas dan jangan menerima apa pun yang kau terima sebagai kebenaran. Bersikap kritis dan evaluasilah apa yang kau imani." Filsuf Aristoteles.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun