Mohon tunggu...
Mendung langit
Mendung langit Mohon Tunggu... -

Simple live

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negara Lonte

7 Oktober 2011   22:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_134474" align="alignnone" width="382" caption="Google"][/caption] Disebuah tempat hiburan malam yang sedang menampilkan sesi sexy dance,tampak seorang pria dan wanita penghibur yang sedang menjadi top hits bercakap-cakap mesra"Neng,tidur sama abang yuk malam ini?"pintanya sambil berusaha meraih tangan si wanita."Maaf bang,malam ini Neng lagi banyak pikiran..istirahat dulu  karena orang tua Neng sakit di kampung "."ayolah Neng..Neng disini kan memang untuk itu"oceh si pria yang sudah setengah mabuk itu."Lo bilang apaan sih?dibaik-baikin malah gitu? si wanita pun agak tersinggung, karena ditempat hiburan malam itu dia termasuk yang paling cantik  dan tidak sembarang untuk menerima tamu yang mengajaknya.  Tapi si pria tak mau kehabisan cara, didekatinya lagi wanita itu sembari menuangkan sekaleng minuman bersoda ke gelasnya "maaf ya, mungkin sudah kebanyakan minum...ngomong-ngomong biasanya berapa sih tarifnya untuk long time Neng?". Sambil asyik menonton pertunjukkan dan sedikit tidak menghiraukan si wanita itu menyebutkan sejumlah angka yang biasa diterimanya. Agak kaget juga si pria mendengar angka yang dianggapnya cukup tinggi, tapi dia berusaha menyembunyikannya."Lumayan ya neng..tapi itu angka yang pantas untuk wanita secantik neng"ucapnya sambil berusaha merayu."okelah..untuk malam ini, abang berani kasih lebih dari itu?gmn?"si pria menawarkan angka yang lebih tinggi dari apa yang biasa diterima si wanita."ko banyak banget sih bang?lagi dapat warisan ya?he.."dengan senyum yang mulai ramah wanita itu menjawab. Sambil memeluk rambut si wanita dan merengkuh ke pelukannya si pria berujar menggoda"he..Neng bisa aja,untuk bidadari seperti Neng apa sih yang ga?bagaimana Neng?ok kan??".Dengan anggukan kecil tanda mengiyakan wanita itu pun hanyut dipelukan sang pria yang mengajaknya berjalan ke kamar yang sudah dipesannya. Secuil Idealisme dan perasaan kemanusiaan yang dimiliki si wanita  yang ingat orang tuanya sakit, akhirnya luluh dan tergoda dengan sejumlah uang yang dianggapnya besar. Bak sebuah hipnotis yang harus di ikuti tanpa sadar pikiran akan orang tuanya yang timbul dari nurani dan hati sanubarinya telah dikalahkan dan harus menyerah. ****************************************************************************************************************** Ilustrasi diatas..menjadi sedikit gambaran akan negeri ini. Sejumlah uang dan penghasilan serta keuntungan yang didapat telah menjadi sebuah hipnotis kuat yang membuat seseorang merelakan harga diri,nurani dan keyakinan esensial yang dimiliki harus hilang dan terbuang sia-sia hanya untuk tujuan dan kepentingan sang punya kuasa yang bermateri yang dia sendiri belum cukup tahu itu akan mengakibatkan apa?..keuntungan sesaatlah yang dipikirnya. Money Politik yang melahirkan para Pemimpin-pemimpin  Tanpa kualitas dan bukan seorang Negarawan (hanya banci-banci yang membawa misi,hasrat dan kepentingan untuk keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan dan berkedok rakyat dengan sejumlah suara yang diperolehnya). Sumber Daya Alam beserta  potensinya yang seharusnya bisa mensejahterakan rakyat, malah banyak digunakan dan dinikmati bangsa asing..masyarakatnya hanya jadi kuli kasar dan miskin serta mendapat cap kecemburuan sosial,rendahnya SDM dan tingkat pendidikan jika berusaha menuntut akan  hak-hak itu. Birokrasi yang kadang cepat dan kadang lambat tergantung ada tidaknya amplop dan pemberian serta faktor kedekatan menjadikan Good Government belum bisa diandalkan. Para Pengusaha yang mengekploitasi dan menjarah alam secara membabi buta tanpa mempertimbangkan keseimbangannya,habitat yang hampir punah, dan lingkungan yang rusak hanya berorientasi profit. Benar dan pantaskah jika negara ini disebut negara lonte?? Seharusnya bukan dan tidak mengiyakan..tapi melihat realita yang ada setidaknya inilah yang dirasakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun