Mohon tunggu...
Maiton  Gurik
Maiton Gurik Mohon Tunggu... Relawan - Pengiat Literasi Papua

| Bebaskan Gagasan |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mereka Generasi yang Tidak Biasa-biasa (Sebuah Cacatan Kritis bagi Generasi Papua Kekinian)

22 September 2019   23:55 Diperbarui: 13 Januari 2021   09:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto anak-anak Papua

SUATU hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh disekolah, pulang kerumahnya membawah secarik kertas dari gurunya. Ibunya membaca kertas tersebut 'tommy anak ibu yang sangat bodoh, kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.

Sang ibu terhenyak membaca surat itu, namun ia segera membuat tekad yang teguh, 'anak saya Tommy bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia'.

Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar didunia - ia hanya sekolah sekitar tiga bulan  dan secara fisik agak tuli namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah itu ahkirnya bisa menjadi seorang jenius. Jawaban adalah ibunya!

Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Anda tahu kini Thomas Alva Edison merupakan sosok seorang tokoh terkenal dan penemu Lampu Listrik dunia yang kita selalu dikagum-kagumkan.

Belajar dari kisah seorang anak penjual koran itu. Saya meyakini, si Alva Edison walaupun agak tuli namun semangat untuk belajar dan ingin mau tahu sesuatu terus ada dalam dirinya. Mungkin ia pernah mendalami buku-buku klasik pemikiran para filsuf Yunani kuno seperti Plato, Aristoteles dan Socrates.

Pun, saya beri jempol dan angkat topi kalau soal belajar masa generasinya mereka itu sungguh tajam dan kuat. Dari mereka banyak hal yang memberikan kontribusi besar buat dunia hari ini.

Mereka mencoba sesuatu yang tidak bisa menjadi bisa dan menemukan sesuatu yang tidak ada menjadi ada sebagaimana si Alva Edison menemukan Lampu Listrik yang hari ini hampir seluruh negara dunia mengkomsumsinya sebagai alat penerang. Kuncinya hanya satu: belajar, belajar dan belajar -- artinya kondisi cacat fisik apapun bentuknya bukanlah penghalang.

Bagaimana Dengan Generasi Papua Kekinian?
Saya tidak mau bilang generasi Papua kekinian bodoh, terbelakang, monyet, dan kampungan yang sering dicap oleh sebagian orang Indonesia. Tetapi, saya hanya mau bilang apa yang saya lihat dan apa yang saya dengar sendiri bahwa generasi Papua kekinian itu 'APATIS dan PEMALAS'. Saya sudah beberapa kali diminta untuk hadir dalam diskusi kecil-kecilan dan disana mayoritasnya mahasiswa tapi juga generasi Papua.

Saya membaca psikologi setiap peserta diskusi dan hampir sebagian saya melihat jarang membaca buku tetapi mimpi mereka untuk menjadi orang terkenal atau pemimpin besar itu ada dalam diri mereka. Anda bahyangkan bermimpin untuk menjadi orang besar dan terkenal itu ada tetapi pemalas belajarnya minta ampun.

Dalam hati kecil saya bilang; 'itu mimpi omong kosong' dan percuma bermimpin tanpa mencoba sesuatu yang bisa belajar (minimal ia pernah baca buku). Jadi, kalau gaya generasi Papua kekinian yang serba hedonisme dan tidak radikal terhadap masa depan dirinya dan masa depan Papua.

Saya berani mau katakan; 'BERHENTI TERIAK MERDEKA'. Papua itu pasti akan Merdeka -- hanya saja tunggu waktu. Pertanyaannya? Generasi Papua kekinian sudah siap belum? Sebab, yang akan bekerja dalam sebuah negara berdaulat adalah orang-orang yang berkualitas, pintar dan bersekolah. Israel saja Merdeka tidak gratis dan ada harga yang mereka bayar terhadap negara 'polisi dunia' yakni; Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun