Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Tak Pernah Menyerah

15 Mei 2020   13:15 Diperbarui: 15 Mei 2020   14:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kios di sini, relatif aman, karena lengangnya pengunjung. Baik pelanggan dan para penjahit di lantai 2 pasar ini bisa melakukan physical distancing.  

Berbeda dengan Gondrong yang bekerja sendiri, di kiosnya Lina dibantu seorang asisten. Namun untuk urusan memotong dan menjahit dia melakukannya sendiri. Sedikit bergeser jahitan akan sangat mempengaruhi bentuk pakaian. Pola baju amat menentukan nyaman tidaknya sebuah baju dipakai. Asitennya hanya melakukan hal-hal ringan semisal membuka jahitan, memasang kancing, atau meneci pinggiran kain.

Ibu dari empat anak dan nenek dari empat cucu ini sudah 20 tahun membuka kios menjahit  di pasar tersebut. Sistem sewa kios adalah sewa  hak guna bangunan, selama dua puluh tahun. "Tahun ini bakal habis, semoga boleh diperpanjang," katanya.

Dari kios inilah dia menjadi saksi dan pelaku nyata tentang turun naiknya gelombang ekonomi negaranya ini. Keadaan sesulit masa pandemi ini tidak membuatnya kalah. Pernah memiliki sekolah kursus menjahit, dia mendapati dirinya lebih nyaman menjahit di pasar .

 "Anak ibu empat-empatnya sarjana, hasil ibu menjahit di sini," katanya berbinar.  Tentu saja dia tak melupakan andil suaminya yang dulu bekerja di pelabuhan.

"Sekarang udah pensiun," kata Lina, tentang suaminya yang kini sudah berusia 75 tahun. Otomatis pemasukan ekonomi keluarga kini lebih banyak datang darinya sebagai penjahit di pasar. Sama seperti kebanyakan orangtua lainnya, kendati anak-anaknya sudah bekerja, Lina merasa lebih nyaman jika tetap mendapat penghasilan sendiri. "Biar bisa ngasih jajan cucu-cucu, "katanya tertawa.


Gondrong, Lina dan  teman-teman mereka lainnya , di kios-kios jahit dan permak pasar tersebut tetap berwajah optimis. Gigih berusaha menyongsong rejeki mereka. Orang-orang yang tak mudah menyerah ini yakin, wabah segera berlalu. (Uci Anwar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun