Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tentang Malam dan Cerita Kunang-Kunang

17 Desember 2021   06:00 Diperbarui: 17 Desember 2021   06:04 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja telah beranjak, dan berganti dengan malam. Samar- samar dalam kegelapan mendung, kilatan petir menyilaukan mata. Dan tak berselang kemudian rintik hujan turun membasahi isi semesta.


Hingga akhirnya benar- benar memasuki malam. Aku duduk dikursi kayu peninggalan kakek, sembari menanti segelas kopi hangat buatan istri tercinta. Hujan yang kian tiada henti, membawaku kedalam sebuah ingatan, tentang kenangan disudut malam perkampungan.


Kopi hangat tersaji dengan beberapa biji pisang goreng, ditemani gemercik suara air di sungai kecil dekat rumah, namun tak mampu juga menjelaskan sebuah ingatan  tentang suasana malam yang aku inginkan.


Sambil termenung, putri kecilku datang menghampiri, sembari menanyakan suara binatang- binatang malam, seperti kodok dengan riang gembira mengalunkan suara sendu bertalu- talu ditemani iringan suara jangkrik, juga belalang.


Tanpa disadari dia bertanya tentang kunang- kunang yang belum pernah dijumpainya selama ini. Seketika itupun ku perhatikan disekliling pekarangan rumah, dan berharap pertanyaan putriku terjawab. Tak berselang kemudian, samar- samar terlihat dikegelapan, kelipan cahaya kecil seolah langsung menjawab pertanyaannya.


Akhirnya kuberanikan diri untuk mendekat dan berharap kunang- kunang yang dulu setia menemani dan kini enggan untuk hadir, sekalipun 1 ekor saja, akan datang untuk memberikan sebuah kejutan padanya.


Dan benar saja, apa yang menjadi harapanku serta pertanyaan putriku terjawab. Sontak dia berteriak riang, karena masih bisa menyaksikan hewan yang hampir hilang termakan jaman.

Agar tak membuatnya terganggung, sengaja ku giring kunang- kunang untuk lebih dekat dengan putriku. Kerinduan itupun mengobati kenangan saat aku masih seusianya dulu, yang dengan mudahnya melihat segerombolan kunang- kunang dan itu hampir setiap malam kala musim hujan tiba, dapatku temukan.


Pengalaman ini membuat rasa penasarannya terobati. Karena selama ini ia hanya tahu kunang- kunang berdasarkan cerita yang aku karang sendiri dan melihanya melalui tayangan di internet.


Sahabat, masihkah di daerah sahabat dapat dijumpai kunang- kunang. Si kumbang pembawa obor kecil pada ekornya. Rindukah dengan suguhan segerombol kunang- kunang untuk sekedar menyapa dan menemani indahnya malam.


Jika masih ada, alangkah bersyukurnya alam yang terjaga. Kelap- kelip balutan cahaya yang khas, memberikan berjuta kenangan yang tak mudah untuk dilupakan.


Apalagi ditambah dengan suasana perkampungan dengan ciri khas minimnya lampu penerangan, menyuguhkan puluhan kilauan cahaya si kunang- kunang tentu suasana malam akan semakin berkesan. Semoga sepaham ya sahabat. 

Mungkin karena lingkungan yang semakin berubah, habitatnya yang semakin berkurang, menjadikan hewan ini semakin susah untuk ditemukan.


Andai saja, kunang- kunang bisa kita pelihara dan di kembang biakkan ya sahabat .
Ini tulisan saya yang ke 4, masih seputaran kenangan masa lalu dan jaman yang tak secanggih sekarang. Namun ingatan tentang kunang- kunang tak bisa luput dengan suasana malam disertai hujan.

Mohon maaf jika tulisan saya belum menyentuh sebuah logika. Akan tetapi dahaga akan kerinduan hadirnya kunang- kunang, saya tuangkan kedalam tulisan ini, jangan lupa komentarnya ya sahabat, untuk pembelajaran saya kedepan. Salam:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun