Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

5 Tahun Berkompasiana, Inilah Sederet Perbedaannya Antara Dulu dan Sekarang

6 Juli 2021   08:06 Diperbarui: 6 Juli 2021   10:35 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana Community | sumber: Kompasiana

Setelah iklan dan komunitas, hal terakhir yang paling dan sangat saya rindukan dari Kompasiana masa lampau adalah rubrik Fiksiana.

Ya, di rubrik ini saya lahir dan berkembang. Fiksiana telah mempertemukan saya dengan orang-orang hebat yang mengajarkan cara berfiksi. 

Mereka juga yang mengajak saya untuk berkolaborasi membuat buku. Jika saja saya tidak terlahir di sini, mungkin buku pertama hingga ketiga saya tidak pernah terlahir hingga kini.

Event-event di Kompasiana | sumber: Kompasiana, diolah pribadi
Event-event di Kompasiana | sumber: Kompasiana, diolah pribadi
Dulu, dengan hanya berkubang di rubrik Fiksiana, Kompasiana sudah terasa sangat ramai. Banyak event silih berganti. Dari yang berhadiah pulsa, buku, hingga uang tunai.

Dan yang tidak kalah serunya, di sini juga ada duel fiksi!

Perhelatan ini konon dimulai ketika Kang Pebrianov mengakui kekagumannya kepada si penjerat asmara, ya Mbak Desol. Sementara Mbak Desol tidak segan menebar jarum dan belati bagi siapa saja yang tertarik mendekati.

Menikam dan menerkam, duel fiksi ini terasa seperti angin segar bagi Kompasiana yang diributi berita politik.

(p.s mbak Des ayo bangun dari tidur panjangmu! dan mari menari lagi di atas belati).

Fiksiana dulu dan sekarang | sumber: Tangkapan layar Kompasiana, diolah pribadi
Fiksiana dulu dan sekarang | sumber: Tangkapan layar Kompasiana, diolah pribadi
Kompasiana juga memberikan warna khusus untuk Fiksiana yang tidak diberikan ke rubrik lain, yaitu warna hijau telur asin yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Hal ini yang membuat saya dulu betah berada di kolom Fiksiana. Bahkan saking serunya, saya hampir tidak pernah melihat halaman utama Kompasiana untuk melihat artikel rubrik lain.

Namun sayang, kini rubrik Fiksiana terlihat semakin kehilangan peminat. Terlebih ketika para maestro seperti Mba Desol, Kang Peb, Bu Lilik, Mas Andi, Mas Aji, Ka Livi, dan yang lain, tidak lagi meramaikan rubrik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun