Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi - Catatan Perjalanan

5 Agustus 2018   13:58 Diperbarui: 5 Agustus 2018   19:40 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://id.pinterest.com/

Jangan
Jangan pernah lihat aku.
Kau akan temukan pipi yang bersemu dan senyum yang tersipu.
Jangan pernah dekat aku.
Kau akan dengar suara gemuruh jantung yang bertalu-talu.
Jangan pernah tanya aku:
bagaimana aku bisa mencintaimu semudah itu.
04/08/2018 21:45

Sihir
Katakan padaku, sihir apa yang kau pakai?
Jampi apa yang kau gunakan?
Bisa-bisanya hadirmu selalu kunantikan.
Bisa-bisanya berbincang denganmu selalu kuharapkan.
Bisa-bisanya hanya mengingatmu membuatku tersenyum, tertahan.
04/08/2018 22:58

Lalu
Lalu bagaimana bila hati tak bisa dimengerti.
Kenyataan tak bisa dipungkiri.
Rasa tak bisa disudahi.
Haruskah aku berhenti,
dan menahan sakit sekali lagi?
04/08/2018 22:45

Memilih
Aku seperti kebanyakan orang.
Memilih berenang, walau beresiko tenggelam.
Memilih melompat, walau beresiko terjerembap.
Memilih jatuh hati, walau beresiko tersakiti.
04/08/2018 23:03

Dan
Dan pada akhirnya dunia berputar lagi.
Semula yang begitu dekat, menjadi sangat berjarak.
Semula yang begitu akrab, menjadi tak saling tatap.
Dan kamu,
Semula yang kuanggap angan,
kini menjadi sebuah catatan perjalanan.
5/8/2018 14:08

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun