Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Tertusuk Padamu, Berdarah Padaku!

2 Maret 2016   22:12 Diperbarui: 2 Maret 2016   22:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)

 

Di depan pintu rumahku.

“Robert, kaukah?” aku menatapmu. Gembira dan Haru.

“Mad...”

Hanya ada pelukan mata kita yang basah. Terkenang hari biadab itu. 15 tahun yang lalu, kota ini dimakan kerusuhan. Tikai politik yang meminta tumbal, prasangka dan hasutan menjadi kuda pacunya.

Kita kawan sebangku, putih abu-abu, mengendap di belakang amuk massa yang liar seperti harimau.
“Mad, kita harus segera. Kau saksikan para perusuh itu, mereka sudah mengambil nyawa.”

Kecemasan membayang penuh di matamu, seperti dalam hatiku. Kita berlari menuju utara. Ke ruko keluargamu. Cemas yang tebal menyulap langkah melaju seperti penunggang angin.

Di ujung jalan, laju tetiba berhenti. Lutut gemetar, dada sesak. Mata kita kosong, rasa tak percaya penuh di dalamnya. Ruko itu baru menghitam rata ke tanah, tiga tengkorak hangus di atasnya. Air mata tanpa suara, duka penuhi amis udara, luka yang jadi trauma tumbuh di hati kita.

Hari biadab, nurani manusia menjadi sedingin parang dan matanya lebih marah dari api neraka. Duka kita adalah prasasti kebiadaban politik. Riwayat orang kecil yang dihancurkan kebinatangan.

“Mad, aku...?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun