Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Cinta Muda, Tabungan Bersama hingga Pamali di Era "Post-Facebook"

9 Juni 2023   12:45 Diperbarui: 14 Juni 2023   02:10 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka lelaki yang merantau ke tempat di mana Sam Ratulangi pernah diasingkan ini memberanikan diri pergi melamar sendirian ke Ternate, Maluku Utara. 

Seorang diri, lelaki yang pelit berkata-kata dan semata-mata berharap pada kuasa takdir ini pergi menjemput pujaan hatinya. 

Tidak cukup sampai di sini, sang lelaki ini tidak mengakhiri riwayatnya di kampung halamannya. Ia meninggal di tengah keluarga besar istrinya, mereka yang menghormatinya sebagai seorang Jawa yang baik hati. 

"Bahkan sebelum meninggal, ia masih mengantarku pulang kepada keluarga besarku," kenang istrinya.

Cinta yang seperti ini adalah cinta yang gagah perkasa. Ia dilahirkan dari sebuah era yang tidak riuh oleh segala rupa drama produksi budaya tontonan. Ia adalah produk dari Perang Dingin yang melahirkan otoritarianisme baru di negeri-negeri Timur Jauh. 

Jelas melampaui segala macam kegigihan yang diperjuangkan anak-anaknya.

Pertanyaan kita, apakah cinta muda (dari generasi yang berkutat dengan sosial media sejak dari kamar tidurnya) menghadapi pasang surut hubungan asmara adalah hal yang remeh belaka?

Cinta dari Zaman yang "Sedikit Galau, Kebanyakan Status". Jika era yang serba aplikasi ini (termasuk aplikasi dating), mencintai memiliki tantangan melampaui atau tidak terjebak dalam hubungan-hubungan pertukaran (imej dan kesenangan) sebagaimana disinyalir Erich Fromm, maka mencintai dan bahagia adalah sejenis perjuangan jua. 

Sebab itu, cinta muda di era digital tetaplah perkara yang pelik. Dan, menabung bersama hanyalah sedikit saja usaha menghadapi pasang surut tersebut.

Angkatan sebelum hari ini mungkin akan mengatakan tindakan menabung bersama sepasang kekasih yang berencana menikah adalah pamali, sesuatu yang bukan saja tak lazim tapi sebaiknya tidak dilakukan. Pilihan sedemikian seolah-olah mendahului takdir. Musababnya adalah jodoh, rezeki, dan mati tidak di tangan manusia. 

Dan memang, jangankan menabung sejak jauh-jauh hari, ada peristiwa pernikahan yang batal dalam hitungan minggu. Ada juga rencana pernikahan yang berubah tragedi karena salah satunya menghabisi hidup calon teman hidupnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun