Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cara Conte Kembali dari Keterpurukan

20 Februari 2022   08:23 Diperbarui: 20 Februari 2022   13:02 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Tottenham Hotspuirs, Harry Kane, melakukan selebrasi setelah berhasil mencetak gol ke gawang Manchester City. Golnya di measa injury time berhasil membuat timnya mematahkan dominasi Manchester City. Foto: Getty Images/Stu Forster

"Ini adalah visi dari klub, ya. Jika kau ingin menjadi kompetitif dengan segera, saya pikir kau membutuhkan pemain-pemain dengan pengalaman yang cukup. Tapi (sekali) lagi, visi klub adalah ini. Saya maklum."

Jadi poinnya adalah Tottenham Hotspurs memilih pemain muda yang bisa berkembang ketimbang yang siap pakai. Maka pada fokus seperti inilah kita akan melihat bagaimana sistem Conte bekerja. 

Menariknya jadwal tidak memberi cukup waktu. Conte harus segera menemukan solusi. Maka orang bertanya-tanya, sesudah dua hasil buruk di awal Februari, seperti apa tim ini saat bertemu Man City yang tengah melaju stabil?

Solusi Conte: Soliditas Bertahan dan Serangan Balik Trisula  

Malam barusan, fans Hotspurs menunggu dengan berdebar-debar. Harry Kane, dkk akan bertandang ke stadion Ettihad. Apa yang bakal terjadi lagi? Apakah nasib mereka akan selevel Sporting CP. Klub asal Portugal yang dipermak 5 gol tanpa balas di ajang liga Champions. 

Statistiknya pun jomplang. Man City sedang memuncaki klasmen. Dari 25 pertandingan, mereka berhasil menang 20 kali, 3 kali imbang dan 2 kali kalah. Hasil ini membuat anak asuh Pep Guardiola bercokol mantap penuh percaya diri dengan poin 63. 

Sedang Hotspurs bahkan berada di luar zona 'The Big Four".  

Jika mengacu pada statistik paskapertandingan, kita bisa melihat jika pertandingan ini adalah pertunjukan dominasi Man City; sebagaimana lazim terjadi pada tim-tim asuhan Pep Guardiola yang mengusung tiqui taca. 

Penguasaan bolanya hingga menembus 71%. City bahkan mengkreasi 733 operan berbading 308 milik Hotspurs. Dengan akurasi 688 kali berbanding 242 kali! 

Sedangkan untuk sepakan ke gawang, City melakukan 21 kali percobaan dengan hasil tepat sasaran hanya 4 kali. Adapun Hotspurs cuma bisa bikin 6 kali ujicoba. Positifnya, dari ujicoba yang sedikit itu, mereka lebih efektif dengan 5 kali tepat sasatan (on target).

Statistik yang dominan memang tidak bisa menggambarkan ketegangan yang bekerja di lapangan. Tidak menunjukan dalam 90 menit waktu normal, faktor apa saja yang menjadi daya ubah yang membuat sistem Pep kembali menuai kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun