Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cara Conte Kembali dari Keterpurukan

20 Februari 2022   08:23 Diperbarui: 20 Februari 2022   13:02 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Tottenham Hotspuirs, Harry Kane, melakukan selebrasi setelah berhasil mencetak gol ke gawang Manchester City. Golnya di measa injury time berhasil membuat timnya mematahkan dominasi Manchester City. Foto: Getty Images/Stu Forster


Saya kira, kita bakal bersepakat jika aspek utama dari kemenangan dramatis itu adalah soliditas dalam bertahan yang khas tim Italia serta mekanisme counter attack sebagai pelengkapnya. 

Memilih sepak bola bertahan selalu menjadi pendekatan dihadapan tim besutan Pep meski tak banyak yang berhasil. Conte tergolong yang sukses, termasuk ketika menukangi Gli Azzurri melawan Spanyol.   

Yang tak kalah pentingnya adalah trisula Harry Kane-Son Heung-min-Kulusevski yang tampil solid dalam kesinambungan bertahan dan menyerang. Selain kecepatan dan kemampuan mengeksploitasi celah yang ditinggalkan barisan belakang.

Seperti gol pertama Hotspurs. 

Gol ini menunjukan kinerja dari serangan balik, kecepatan dan ketajaman mengeksplotasi celah dari trisula ini. Skenarionya berawal dari umpan terobosan Kane yang berhasil di-dribling Son dengan cepat ke kotak 16 melewati sisi kanan pertahanan City. 

Sesudah sedikit gocekan, Son tinggal berhadapan dengan Ederson. Namun ia memilih melepas umpan datar ke Kulu yang dengan sekali sepak, bola menembus jala. Kulu mengeksekusi gol pertamanya ini dengan dingin. 

Gol ini hampir tanpa selebrasi dari anak muda 21 tahun yang baru bikin gol di liga yang berat.

Sementara gol kedua datang dari kejelian Son melihat pergerakan Harry Kane. Umpannya ke dalam kotak 16 berhasil disontek Kane menegaskan kesimpulan jika retakan di dalam agresivitas sistem Pep adalah formasi empat bek yang cenderung terlambat menutup ruang.

Son adalah otak dari dua asis yang penting. Namun Kane lagi-lagi menunjukan kelasnya.  

Saya kira, dalam laga yang sarat adu strategi dua pelatih juara ini, momen paling dramatis adalah ketika kedudukan telah imbang. Dua sama. Sementara waktu pertandingan sudah memasuki injury time. Tinggal menunggu peluit ditiup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun