Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Instalasi Keheningan

17 November 2021   20:36 Diperbarui: 18 November 2021   17:53 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi Keheningan | Dokumentasi pribadi

Seorang insinyur yang lelah,
sesudah bertahun-tahun berburu bahagia,

bertahun-tahun dia mencintai kerja, tapi:
tubuhnya hanya menulis nasib yang susut,
pikirannya menabung niat yang kalut.

Pada satu libur singkat
ia tamasya ke kubur bapaknya.

Di atas pusara, sambil melipat airmata. Dia memilih curhat.

"Bapak, mimpiku diajar menjadi perusahaan paling sibuk,
hatiku dilatih sebagai pasar paling ramai. Sampai hari ini,
aku ingin minggat saja. Tapi tak tahu caranya."

Dari balik nisan, bapaknya terkekeh-kekeh
"Sudah begitu hukumnya
kalau mau disebut manusia,"

bapaknya tak sempat jadi manusia,
keburu disikat masa muda dan terminal antar kota, "bersyukurlah saja, Nak."

"Bagaimana rasanya bersembunyi di dalam sana?"
Bapaknya ingin cerita tapi waktu bersedih sudah selesai.

"Bapak, aku sedang merakit instalasi keheningan,
kelak ia menyatukan kematianmu dengan
kekacauanku. Di seluruh riwayat hidup yang ribet ini."

Esok pagi, di atas pusara. Timbul berita.

Seorang insinyur mati dengan kepala
dilubangi sebutir rindu.

Sedang darahnya berwarna kelam, seperti bayangan dari jejak kesepian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun