Tak ada balas. Cemas mulai bergeliat, jangan-jangan saya ditolak bertamu, batin tokoh kita ini.
"Assalamualaikuum..Selamat sore..."
"Waalaikumsalam. Siapa ya?"
Dag, dig, dug. Detak jantung makin kencang, seluruh penjuru tubuh rasanya panas, wajah mendadak tebal memerah, seperti besi dibakar.
"Eh...Peb, ada apa? Tumben kesini? Gak tersesat kan?"
Oh Tuhan, perempuan pujaan, sumber segala rasa itu sedang berdiri di depan pintu. Waktu tetiba berhenti, kesaksian gugur segala ke tanah. Hening menyergap ke segala suara. Hanya ada degup jantung yang berjuang melawan rasa takut.
"Hmm, nganu...."
Ada urusan apa ya, tumben kesini. Tahu alamat rumahku dari siapa, batin si target.
Oh Tuhan, aku bahkan tahu dia menggunakan baju apa di hari Senin, jeans merek apa di hari Selasa. Hanya alamat rumah? Ratap tokoh kita ini.
"Kamu kok diam aja Peb? Ada apa? Kamu sudah makan kan?"
Aku bahkan bisa menempuh seribu tahun kelaparan demi menanti jawabmu!