Mohon tunggu...
Tuti Sulastri
Tuti Sulastri Mohon Tunggu... -

seorang ibu rumah tangga dan mahasiswi magister keperawatan UI

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Keperawatan

16 Oktober 2014   04:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:50 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Lemone & Burke (2008), faktor yang dapat mempengaruhi orang yang berusia dewasa melakukan mobilisasi pasca bedah adalah rasa takut akan kehilangan kemandirian. Orang dewasa cenderung tidak mau menyusahkan orang lain dan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan apapun secara mandiri.
Menurut Potter & perry, (2006), salah satu faktor yang mempengaruhi respon orang dewasa dalam melakkan mobilisasi dini antara lain : Usia, pada orang dewasa berpendapat bahwa mobilisasi merupakan sesuatu yang harus mereka lakukan setelah tindakan pembedahan selesai dilakukan. Pasien dewasa tua menganggap bahwa mobilisasi paska bedah dengan resiko terjadinya nyeri merupakan komponen alamiah yang harus mereka terima dari penyembuhan sehingga keluhan sering diabaikan.
jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan secara signifikan dalam tingkat atau skala nyeri terutama yang ditimbulkan karena post operasi. Beberapa journal atau penelitian menyebutkan masalah jenis kelamin lebih dilihatnya dari sisi kultur. Bila laki-laki dilarang mengeluh dan perempuan boleh mengeluh bila terasa sakit/nyeri
Pendidikan
Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan mampu memahami apa yang dilakukannya. Dalam pelaksanaan mobilisasi dini pasien yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang mobilisasi dini yang disampaikan kepada pasien akan lebih mudah melaksanakan karena memahami pentingnya mobilisasi dini pasca operasi. Mengetahui keuntungan dan kerugiannya
Keadaan Phatologis (nyeri)
Menurut International Association for Study of Pain (IASP,20100), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Stress pasca Bedah
Menurut literature-literatur keperawatan, hampir kurang lebih 90 % pasien mengalami masa stress pasca operasi, hal ini fisiologis atau normal selama hal tersebut tidak memnghambat proses penyembuhan, yang akan berdampak pada hari rawat dan pembanyaran yang berlebih
METODE PENELITIAN
Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah hasil ukur dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan penelitian yang biasa diterapkan, (Nursalam, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian diskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan diantara variabel- variabel (Burn & Grove, 1991 dalam Sastro Atmojo & Ismail 2002). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan tidak memberikan perlakuan kepada responden.
Pengambilan sampel dengan teknik consecutif sampling yaitu sesuai dengan inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan penelitian. Instrumen yang digunakan pada peneliian ini adalah shignomanometer, termometer dan stopwatch. Analisis data yang digunakan adalah uji spearman. Penelitian ini memperhatiakan prinsip etik penelitian berupa self determination, privacy dan anonymity, confidentially, protection form discomfort dan justice.
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.2
Hubungan antara Usia dengan Motivasi Mobilisasi dini pasca bedah digestif
Di RSUD Serang, tahun 2013 (N=60)
Usia
Responden Motivasi mobilisasi dini Total P
Mobilisasi Tidak
Mobilisasi
n % n % n %
20 – 30 th 13 21.7 12 20 25 41.7
31 – 40 th 0 0 10 16.6 10 16.7 0.001
41 – 50 th 0 0 12 20 12 20.0
≥ 50 th 0 0 13 21.7 13 21.6
Ju bmlah 13 21.7 47 78.3 60 100

Dari Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa yang banyak memiliki motivasi untuk melakukan mobilisasi dini adalah responden pada usia 20 -30 tahun, mencapai 21.7 %. Nilai p = 0.001, α = 0.05, menunjukkan hasil analisis statistik dengan uji Spearman ada hubungan yang signifikan.
Tabel 5.3
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Motivas Mobilisasi DiniPasien pasca bedah digestif di RSUD Serang, November 2013 (N=60)
Tingkat Pendidikan Motivasi Mobilisasi dini
Mobilisasi Tdk Mobilisasi Total P
n % n % N %
SD 2 8 21 35 23 38.3
SMP 3 23.1 10 76.9 13 21.7 0.001
SMA keatas 7 29.2 17 70.8 24 40
Jumlah 13 20 47 80 60 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa mobilisasi dini pasca bedah digestif banyak dilakukan pada responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu sekitar 30.4 %. Nilai p = 0.001, α = 0.05, hasil analisis statistik dengan uji Spearman menunjukkan hasil yang signifikan.
Tabel 5.4
Hubungan Jenis Kelamin dengan MotivasiMobilisasi DiniPasien pasca bedah digestif di RSUD Serang, Nov. 2013 (n=60)

Jenis Kelamin Motivasi Mobilisasi dini
Mobilisasi Tdk Mobilisasi Total P
n % n % n %
Laki-laki 2 6.9 27 93.1 29 48.3 0.001
Perempuan 12 38.7 19 61.3 31
Jumlah 14 23.3 46 76.7 60 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa reponden yang memiliki motivasi untuk melakukan mobilisasi dini adalah perempuan sebanyak 12 orang atau 38.7 %. Nilai p = 0.001,α=0.05, analisis dengan Spearman test menunjukkan hasil yang signifikan.

Tabel 5.5
Hubungan Persepsi nyeri dengan Motivasi
Mobilisasi Dini Pasien pasca bedah digestif di RSUD Serang, Nov. 2013
(N=60)
Persepsi
Nyeri Motivasi Mobilisasi dini
Mobilisasi Tdk Mobilisasi Total P
n % n % n %
Tidak Nyeri 0 0 0 0 0 0
Ringan 2 3.3 2 3.3 4 6.6 0.000
Sedang 0 0 11 18.3 11 18.3
Berat 2 3.3 43 71.7 45 75
Jumlah 4 6.6 56 93.3 60 100


Dari tabel 5.5 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang ringan dan berat pada post operasi digestif yang melakukan mobilisasi dini yakni nyeri ringan 2 orang atau 3.3% sedangkan yang berat 2 responden atau 3.3 %?. Nilai p= 0.00, α = 0.05, mempunyai makna bahwa analisis Spearman test menunjukkan signifikan.

Tabel 5.6
Hubungan tingkat stress pasca bedah dengan Motivasi Mobilisasi Dini Pasien pasca bedah digestif di RSUD Serang, November 2013.
(N=60)

Stress Pasca bedah Motivasi Mobilisasi dini

ANALISIS FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI MOBILISASI DINI PADA PASIEN PASCA BEDAH DIGESTIF

DI RSUDSERANG 2013

Tuti sulastri1 Eli amaliyah2 Erna Lestari3 Erna Umar4

Program Studi Diploma III Keperawatan Akper Pemkab Serang

ABSTRAK

Mobilisasi dini merupakan keniscayaan yang harus dilakukan pada pasien post operasi baik dengan anesthesia spinal maupun umumtidak dengankomplikasi. Mobilisasi post operasi memiliki tiga dimensi yang komplek.yang diharapkanmembantu menstabilkan system tubuh. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui hubungan motivasi melakukan mobilisasi dini berdasarkan usia, pendidikan , nyeri dan stresspasca bedah. Desain penelitian ini adalah diskriptif korelasional. Penelitian ini menggunakan 60 responden dengan metode menjawab kuesioner. Hasil yang diperoleh ada hubungan yang signifikan antara usia dengan motivasi (P=0.001 ; α = 0.05), jenis kelamin dengan motivasi (p : 0.001;α : 0.05), Pendidikan dengan motivasi(p : 0.001; α : 0.05), Persepsi nyeri dengan motivasi (p : 0.001; α : 0.05) dan tidak ada hubungan yang signifikanantara motivasi dengan stress pasca pemebdahan (p : 0.601; α : 0.05).Rekomendasi penelitian ini adalah Mengembangkan standar prosedur operasian yang baku tentang pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca bedah sesuai bukti hasil riset yang up to date.

Katakunci:mobilisai rom dini, usia, pendidikan, nyeri , stress pasca bedah



PENDAHULUAN

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000). Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Soelaiman, 2000). Ambulasi dini atau mobilisasi dini adalah meningkatkan atau berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki autonomi (atau voluntary fungsi tubuh selama tindakan atau pemulihan dari sakit atau injury) (Duchterman & Bulechek, 2004). Mobilisasi adalah aktivitas tiga dimensi yang kompleks yang melibatkan ekstremitas bawah, pelvis, batang tubuh dan ekstremitas atas (Waher, Salmond & Pellino, 2002).

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Serang didapat data dari rekam medik kasus operasi secara keseluruhan di tahun 2012total3949 pembedahan. Dari data tersebut 1254 kasus pembedahan umum dan 60 % nya adalah bedah digestif.Bedah umum menempati urutan pertama di RSUD Kabupaten Serang, yang terdiri dari bedah digestif, urologi dan bedah FAM. (Buku Profil RSUD Serang, 2013). Data kasus bedahdari bulan Januari sampai Oktober 2013 kurang lebih 1248 dan kurang lebih 55 % nya adalah kasus pembedahan digestif dan kasus terbanyak adalah apendiktomi. Dilihat dari data tersebut bedah digestif merupakan pembedahan yangbanyak dilakukan dari pada tindakan pembedahan yang lain di RSUD Serang.

Mobilisasi dini pasca bedah digestifbelum maksimal dilaksanakan. Beberapa faktor penyebab yang ditemukan dari hasil survei sementara di ruangan pada bulan Oktober 2013, dari hasil wawancara 10 pasien post operasi digestif (Apendik dan hernia) diperoleh 3 pasien melakukan mobilisasi dini sedangkan 7 pasien tidak cepat melakukan mobilisasi dengan alasan takut untuk bergerak dan sakit. Beberapa faktor yang ditemukan dari survey tersebut adalah nyeri, rasa takut jahitan robek dan juga pengalaman-pengalaman dari keluarga dan keyakinan pasien.

TINJAUAN TEORITIS

Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian (Carpenito, 2000). Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Soelaiman, 2000).Ambulasi dini atau mobilisasi diniadalah meningkatkan atau berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki autonomi (atau voluntary fungsi tubuh selama tindakan atau pemulihan dari sakit atau injury) (Duchterman & Bulechek, 2004). Mobilisasi adalah aktivitas tiga dimensi yang kompleks yang melibatkan ekstremitas bawah, pelvis, batang tubuh dan ekstremitas atas (Waher, Salmond & Pellino, 2002).

Mobilisasi dini adalah suatupergerakan dan posisiuntuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan ketahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi pasca bedah. Ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur - angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi. Menurut Craven & Hirnle (2009), Manfaat ambulasi dini adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah flebotrombosis (Deep Trombosis Venaprofunda/DVT), mengurangi komplikasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltik usus, mempercepat pemulihan pasien pasca operasi. Latihan pre operasi adalah meningkatkan kekuatan otot, mencegah kontraktur sehingga pasien sudah dipersiapkan sejak awal untuk melakukan ambulasi dini pasca operasi. (Black & Hawks,2009).

Menggerakan badan atau melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi selain untuk untuk pemulihan fisik juga untuk mengurangi dampak negatif psikologis pasien. Mobilisasi ROM dini inipun bisa dilakukan sejak 2 jam setelah operasi, setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh pasiendapat digerakkan kembali setelah pembiusan (Gregson, 2007).

Menurut Brunner & Sudarth (2002), Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dapat dilakukan oleh perawat, pasien dan anggota keluarga dengan menggerakkan tiap-tiap sendi secara penuh jika memungkinkan tanpa menyebabkan nyeri. ROM juga dapat didefinisikangerak sendi untuk meningkatkan aliran darah perifer dan mencegah kekakuan otot atau sendi. Tujuannya adalah : memperbaiki dan mencegah kekakuan otot, memelihara dan meningkatkan fleksibilitas sendi, memperlancar peredaran darah, membantu pernapasan menjadi lebih kuat, memeliharameningkatkan pertumbuhan tulang serta mencegah kontraktur dan melatih atau ambulasi (Brunner & Suddarth, 2002). Latihan gerak sendi dapat segera dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan otot (endurance) sehingga memperlancar aliran darah serta suplai oksigen untuk jaringan sehingga akan mempercepat proses penyembuhan. Ada enam (6) tipe dari gerakan sendi dasar (Waher,Salmond & Pellino, 2002) yaitu :

a. Fleksi dan Ekstensi.

b. Dorso fleksi dan Plantar fleksi.

c. Adduksi dan Abduksi.

d. Inversi dan Eversi.

e. Internal dan Eksternal rotasi.

f. Pronasi dan Supinasi .

g. Sirkumduksi untuk bahu

2.1.4Manfaat mobilisasi Dini pada pasca bedah Digestif

Beberapa manfaat mobilisasi dini menurut Garrison (2004), antara lain sebagai berikut :

a.Mempertahankan fungsi tubuh

b.Memperlancar perdaran darah sehingga mempercepat penyembuhan

c.Membantu pernapasan menjadi lebih baik

d.Mempeertahankan tonus otot

e.Mengembalikan aktifitas tertentu sehingga pasien cepat kembali mampu memenuhi gerak hariannya dan membantun perawat pasien berinteraksi.

Beberapa literature juga menyebutkanmanfaat mobilisasi dini adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah atau mengurangi komplikasi immobilisasi pasca bedah ( Craven dan Hirlen, 2009 ).

2.1Faktor – Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi dini

Dalam pelaksanaan mobilisasi dini ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasien dalam proses pelaksanaannya. Faktor tersebut antara lain :

Usia

Pengaruh usia sebenarnya lebih kepada bagaimana seseorang itu mampu terhadap adaptasi nyeridan ditinjau dari segi kultural/budaya masing-masing orang. Pembagian usia dapat dikategorikan sebagai berikut,bayi (0-1 tahun). Toddler (1-3 tahun), Pra sekolah (3-6 tahun), Sekolah (6-12tahun), remaja (13-17 tahun), Dewasa muda (18-25 tahun) dewasa pertengahan (25-38 tahun) dan dewasa akhir (38 – 65 tahun). Pada Penelitian ini peneliti menggunakan batasan umur atau pengelompokan umursesuai denganusia yang ditemukan pada pasien. Rata-rata pasien ditemukandiatas dewasa muda.

Penilaian dan sikap akan berbeda sesuai dengan usia, usia yang lebih dewasa akan lebih mampu untuk beradaptasi terhadap nyeri dan akan melaporkan setelah terasa pathologis dan mengalami kerusakan fungsi.Orang yang usianya lebih dewasa atau sudahtua mempunyai kecenderungan memendam rasa nyeri dan cenderung takut bila diperiksakan. Sedangkan anak-anakcenderung takut untuk bergerak dan perespsi ini banyak dipengaruhi oleh orangtuanya (Kozier, 1998). Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitianapakahusia juga menjadi salah satu faktor dalam melakukan mobilisasi dini, pada pasien-pasien post operasi degestif.

MenurutLemone & Burke (2008), faktor yang dapatmempengaruhi orang yang berusiadewasa melakukan mobilisasi pasca bedahadalah rasa takut akan kehilangan kemandirian. Orang dewasa cenderungtidak mau menyusahkan orang laindan berusahasemaksimal mungkin untuk melakukan apapun secara mandiri.

Menurut Potter & perry, (2006), salah satu faktor yang mempengaruhi responorang dewasa dalam melakkan mobilisasi dini antara lain :Usia, pada orang dewasa berpendapat bahwamobilisasi merupakan sesuatu yang harusmereka lakukan setelah tindakan pembedahan selesai dilakukan. Pasien dewasa tua menganggap bahwa mobilisasi paska bedah dengan resiko terjadinya nyeri merupakan komponen alamiah yang harus mereka terima daripenyembuhan sehingga keluhan sering diabaikan.

jeniskelamin

Gill (1990)mengungkapkanlaki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaansecara signifikan dalam tingkat atau skala nyeri terutama yang ditimbulkan karena post operasi.Beberapa journal atau penelitianmenyebutkan masalahjenis kelamin lebih dilihatnya dari sisi kultur. Bila laki-laki dilarangmengeluh dan perempuan boleh mengeluh bila terasa sakit/nyeri

Pendidikan

Gaya hidup seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang akan mampu memahami apa yang dilakukannya. Dalam pelaksanaan mobilisasi dini pasien yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas tentang mobilisasi dini yang disampaikan kepada pasienakan lebih mudah melaksanakan karena memahami pentingnya mobilisasi dini pasca operasi. Mengetahui keuntungan dan kerugiannya

KeadaanPhatologis (nyeri)

Menurut International Association for Study of Pain (IASP,20100), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Stress pasca Bedah

Menurut literature-literatur keperawatan, hampir kurang lebih 90 % pasien mengalami masa stress pasca operasi, hal ini fisiologis atau normal selama hal tersebut tidak memnghambat proses penyembuhan, yang akan berdampak pada hari rawat danpembanyaran yang berlebih

METODE PENELITIAN

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah hasil ukur dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan penelitian yang biasa diterapkan, (Nursalam, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian diskriptif korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan diantara variabel- variabel (Burn & Grove, 1991 dalam Sastro Atmojo & Ismail 2002). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan tidak memberikan perlakuan kepada responden.

Pengambilan sampel dengan teknik consecutif sampling yaitu sesuai dengan inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan penelitian. Instrumen yang digunakanpada peneliian ini adalahshignomanometer, termometer dan stopwatch. Analisisdata yang digunakan adalah uji spearman. Penelitian inimemperhatiakanprinsip etik penelitianberupa self determination, privacy dan anonymity, confidentially, protection form discomfort dan justice.

HASIL PENELITIAN

Tabel 5.2

Hubungan antara Usia dengan Motivasi Mobilisasi dini pasca bedah digestif

Di RSUD Serang, tahun 2013 (N=60)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun